Pembesaran Prostat

Terlalu Sering atau Sulit Buang Air Kecil? Mungkin Anda Mengidap BPH

Sebarkan info ini:

Daftar Isi

Prostat adalah kelenjar kecil berotot yang terdapat di sistem reproduksi pria. Pada banyak pria, ukuran prostat bisa mengalami pembesaran yang terkadang menyebabkan gangguan kencing dan komplikasi lainnya dari waktu ke waktu. Gangguan ini dinamakan benign prostatic hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak.

Butuh rekomendasi, buat janji dokter atau cek kisaran biaya?​

Pakai layanan gratis Smarter Health.

Apa Itu Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)?

Benign prostatic hyperplasia (BPH) adalah pembesaran kelenjar prostat jinak yang menjadi kondisi umum seiring bertambahnya usia pria. BPH tidak sama dengan kanker prostat dan tidak meningkatkan risiko kanker. Namun, pembesaran prostat jinak ini bisa menimbulkan gejala yang memengaruhi kualitas hidup Anda. Biasanya penyakit ini dialami oleh pria yang berusia di atas 50 tahun.

Meski begitu, pembesaran kelenjar prostat jinak sebaiknya tidak dibiarkan berlarut-larut, karena dapat menyebabkan gangguan buang air kecil sehingga terasa tidak nyaman. Contohnya seperti aliran urine yang keluar dari kandung kemih terhalang. Kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah kandung kemih dan ginjal.

Saat ini tersedia beberapa perawatan yang efektif untuk mengatasi pembesaran kelenjar prostat jinak, seperti obat-obatan dari dokter, terapi invasif minimal, dan operasi. Untuk memilih opsi perawatan terbaik, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis urologi untuk mempertimbangkan dari segi gejala, ukuran prostat Anda, dan kondisi kesehatan lainnya yang mungkin Anda miliki.

https://www.facebook.com/smarterhealthid/videos/2646918262234412/

Apa yang Terjadi Jika Gejala Dibiarkan?

Meski pembesaran prostat jinak umumnya dialami oleh pria yang berusia di atas 50 tahun, tapi Anda perlu mewaspadai gejalanya sejak dini. Berikut gejalanya:

  • Gejala penyimpanan:
    • Sering buang air kecil (Frekuensi).
    • Tidak bisa menahan kencing (Inkontinensia).
    • Selalu merasa ingin buang air kecil (Urgensi).
    • Bangun di malam hari untuk buang air kecil (Nocturia).
  • Gejala pelepasan:
    • Aliran urine tidak lancar.
    • Kencing menetes di akhir.
    • Volume urine sedikit (Intermittency).
    • Merasa tidak tuntas setelah kencing.
    • Tidak bisa mengeluarkan urine (Retention).
    • Harus mengejan saat kencing agar urine keluar.
    • Harus menunggu beberapa saat sebelum urine keluar (Hesitancy).
https://www.facebook.com/smarterhealthid/videos/1454700764737757/

Penyakit ini akan memberikan efek samping kepada organ tubuh lainnya jika gejala dibiarkan tanpa diberi pengobatan dan perawatan yang tepat, seperti:

  • Urine berdarah (Gross Haematuria) adalah ketika seseorang memiliki darah di dalam urine yang biasanya disebabkan oleh aktivitas seksual dan olahraga berat. 
  • Batu kandung kemih (Bladder Stones) adalah batu dari endapan mineral di kandung kemih Anda. Mereka berkembang ketika mineral di dalam urine menjadi pekat, mengkristal, dan membentuk batu. Gangguan ini terjadi saat Anda kesulitan mengosongkan kandung kemih sepenuhnya. 
  • Tidak bisa mengeluarkan urine (Retention of Urine) adalah kondisi di mana kandung kemih Anda tidak kosong sepenuhnya meski sudah penuh dan Anda sering merasa ingin buang air kecil karena tidak bisa mengeluarkan urine.

Ketahui Penyebab Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

Meski penyebab pasti benign prostatic hyperplasia (BPH) masih belum diketahui. Namun, perubahan hormon seks pria yang disertai penuaan mungkin menjadi faktor utamanya. Riwayat masalah prostat dalam keluarga atau kelainan pada testis Anda dapat meningkatkan risiko BPH. Kondisi lain yang menyebabkan munculnya gejala di antaranya:

  • Infeksi saluran kemih (ISK).
  • Radang prostat (Prostatitis).
  • Diabetes dan penyakit jantung. 
  • Batu kandung kemih atau ginjal.
  • Kanker prostat atau kandung kemih. 
  • Penyempitan uretra (Striktur Uretra).
  • Gaya hidup tidak sehat yang menyebabkan obesitas. 
  • Terdapat masalah di saraf yang mengontrol kandung kemih.
  • Memiliki saudara sedarah yang mengalami gangguan prostat.
  • Muncul jaringan parut di leher kandung kemih akibat operasi sebelumnya.
https://www.facebook.com/smarterhealthid/videos/610676796525178/

Bagaimana Cara Mengobati Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)?

Saat ini tersedia berbagai macam perawatan pembesaran prostat jinak yang bisa menjadi opsi pengobatan Anda, termasuk obat-obatan, terapi invasif minimal, dan operasi. Pilih perawatan terbaik sesuai beberapa faktor, seperti usia, ukuran prostat, tingkat ketidaknyamanan yang dialami, dan kesehatan tubuh Anda secara keseluruhan. 

Jika gejala Anda dapat ditoleransi, Anda mungkin bisa menunda pengobatan dan hanya memantau gejala yang dirasakan. Hal ini karena beberapa pria mengalami peredaan gejala tanpa pengobatan.

Obat-obatan

Cara mengobati pembesaran prostat jinak yang paling umum dianjurkan oleh dokter yaitu dengan mengonsumsi obat-obatan. Tujuannya untuk memperbaiki aliran dan mengecilkan ukuran prostat. Namun, mengonsumsi obat-obatan untuk mengobati BPH juga menyebabkan efek samping yang perlu diwaspadai, seperti:

  • Pembesaran jaringan payudara (gynaecomastia).
  • Ereksi penis yang tidak memuaskan (disfungsi ereksi).
  • Volume ejakulasi menurun atau tidak ada ejakulasi sama sekali.
  • Pusing karena tekanan darah menurun ketika bangun dari posisi berbaring (postural hypotension).

Terapi Invasif Minimal

Terapi invasif atau bedah minimal mungkin direkomendasikan jika:

  • Anda lebih suka pengobatan definitif.
  • Gejala yang dirasakan berada di level sedang hingga parah.
  • Obat-obatan yang diresepkan dokter tidak mampu meredakan gejala.
  • Anda mengalami obstruksi saluran kemih, batu kandung kemih, darah dalam urin, atau masalah ginjal.

Mungkin terapi invasif minimal tidak menjadi pilihan jika Anda memiliki:

  • Penyakit striktur uretra.
  • Infeksi saluran kemih (ISK) yang tidak diobati.
  • Riwayat terapi radiasi prostat atau operasi saluran kemih sebelumnya.
  • Gangguan neurologis, seperti penyakit Parkinson’s atau multiple sclerosis.

Operasi

Tersedia dua pilihan operasi untuk mengobati BPH, yaitu reseksi prostat transuretra (TURP) dan penguapan prostat transuretra (TUVP). Pertimbangkan untuk melakukan operasi jika Anda:

  • Batu kandung kemih.
  • Adanya darah pada urine.
  • Infeksi saluran kemih secara berulang.
  • Retensi urin membutuhkan pemasangan kateter.
  • Gagal ginjal karena penyumbatan oleh pembesaran prostat.
  • Tidak dapat mentolerir efek samping obat yang diberikan oleh dokter.
  • Gejala tidak kunjung membaik setelah menjalani pengobatan yang dianjurkan dokter. 
https://www.facebook.com/smarterhealthid/videos/385765789078084/

Lebih Efektif dan Aman dengan TUVP

Transurethral electrovaporization of the prostate (TUVP) atau penguapan prostat transuretra adalah salah satu pengobatan alternatif dari prosedur tindakan invasif minimal untuk mengobati BPH dengan hasil awal yang menjanjikan. TUVP memiliki hasil yang lebih efektif, aman, dan dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama. 

Berikut poin-poin penjelasan tentang TUVP:

  • Untuk pasien dengan gangguan pembekuan.
  • Memerlukan kateter setelah menjalani operasi.
  • Tidak ada lagi ejakulasi setelah menjalani operasi. 
  • Anda bisa melanjutkan rawat jalan pada hari yang sama atau dua hari setelah operasi.
  • Dilakukan pada pasien dengan pengencer darah yang tidak dapat dihentikan karena alasan medis.
https://www.facebook.com/smarterhealthid/videos/649657515759063/

Cepat Meredakan Gejala dengan TURP

Transurethral resection of the prostate (TURP) atau reseksi prostat transuretra merupakan tindakan yang dilakukan dengan memasukkan sebuah teropong bercahaya ke dalam uretra Anda. Kemudian ahli bedah akan mengangkat semua kecuali bagian luar prostat. TURP umumnya dapat meredakan gejala dengan cepat dan kebanyakan pria memiliki aliran urine yang lebih kuat setelah melakukan TURP. 

Berikut poin-poin penjelasan tentang TURP:

  • Tidak ada ejakulasi setelah menjalani operasi. 
  • Anda membutuhkan kateter setelah menjalani operasi.
  • Harus menjalani perawatan di rumah sakit selama 1 hingga 2 hari setelah menjalani operasi.

Ingin tele-konsultasi dengan dr. Ronny Tan untuk membahas metode terbaru mengobati BPH?

Gunakan layanan gratis Smarter Health.

Kompromi Fungsi Seksual untuk Peningkatan Aliran Kemih

Anda mungkin bertanya-tanya haruskah fungsi seksual dikompromikan hanya untuk peningkatan aliran kemih? Berikut kriterianya:

  • Seorang pria yang aktif secara seksual.
  • Kurang berminat untuk melakukan pengobatan jangka panjang.
  • Tidak dapat mentoleransi efek samping seksual dari pembedahan. 
  • Tidak dapat mentoleransi efek samping seksual dari pengobatan yang dianjurkan oleh dokter.

Bahkan jika Anda tidak menemukan gangguan kencing yang mengganggu, penting bagi Anda untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya. Masalah saluran kemih yang tidak diobati dapat menyebabkan penyumbatan saluran kemih.

https://www.facebook.com/smarterhealthid/videos/656445471670991/

Sebarkan info ini:

Info Kesehatan Terkait

Tinggalkan komentar