
Beranda / Dokter Spesialis / Tulang
Daftar Dokter Tulang di Dalam & Luar Negeri
Dokter Spesialis Tulang
Dokter ortopedi selama ini dikenal oleh masyarakat awam sebagai dokter yang menangani kesehatan tulang. Padahal, di balik sebutan dokter ortopedi yang biasa kita dengar tersebut, ia memiliki keahlian yang lebih luas sebagai dokter spesialis bedah ortopedi dan traumatologi.
Dokter spesialis ini memperdalam ilmu ortopedi, yakni cabang ilmu kedokteran yang berfokus dalam menangani masalah dan penyakit pada sistem muskuloskeletal, yakni sistem pergerakan tubuh yang meliputi tulang, sendi, otot, saraf, ligamen, tendon, dan tulang belakang.
Dengan luasnya cakupan yang ditangani tersebut, maka bisa dikatakan bahwa dokter ortopedi menangani seluruh anggota gerak tubuh, termasuk kesehatan tulang yang selama ini kita ketahui. Seorang dokter ortopedi mampu menangani berbagai permasalahan sistem gerak tubuh di segala umur, baik yang masih bayi hingga para lanjut usia.
Untuk menjadi seorang dokter ortopedi, dibutuhkan waktu pendidikan yang tidak sebentar. Seusai menjalani pendidikan dan lulus sebagai dokter umum, dibutuhkan pendidikan dan pelatihan spesialis ortopedi kurang lebih selama 5 tahun untuk mendapatkan gelar dokter spesialis ortopedi (Sp.OT).
Di Indonesia, dokter spesialis bedah ortopedi dan traumatologi bergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi (PABOI).
Jenis-jenis Sub-spesialisasi Dokter Ortopedi
Di Indonesia, kedokteran bidang ortopedi terbagi ke dalam delapan sub-spesialisasi yang dapat menangani permasalahan sistem muskuloskeletal dengan lebih mendalam, yakni:
- Sub-spesialis Trauma dan Rekonstruksi, yang fokus menangani perbaikan pada tulang dan jaringan yang rusak akibat cedera atau kecelakaan.
- Sub-spesialis Tulang Belakang, yang fokus menangani kelainan maupun masalah pada tulang belakang dan leher.
- Sub-spesialis Tumor Tulang, yang fokus menangani pertumbuhan tumor pada tulang.
- Sub-spesialis Ortopedi Pediatrik (anak), yang fokus menangani permasalahan dan keluhan di sistem muskuloskeletal pada anak, baik akibat kecelakaan atau penyakit bawaan.
- Sub-spesialis Olahraga dan Artroskopi Ortopedi, yang fokus menangani cedera akibat olahraga dan artroskopi.
- Sub-spesialis Hand and Microsurgery, yang fokus menangani permasalahan tangan dan bedah mikro.
- Sub-spesialis Rekonstruksi Dewasa atau Hip and Knee, yang fokus menangani masalah panggul dan lutut.
- Sub-spesialis Bio Orthopaedic.
Penyakit Yang Ditangani Dokter Ortopedi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, seorang dokter ortopedi tidak hanya menangani masalah patah tulang. Dokter ortopedi mampu menangani cedera atau kerusakan jaringan di sistem gerak tubuh yang diakibatkan oleh kecelakaan maupun penyakit tertentu.
Masalah medis yang ditangani meliputi gangguan pada tulang, sendi, dan jaringan yang terlibat dalam pergerakan tubuh seperti otot, urat, maupun saraf.
Munculnya rasa sakit pada otot dan sendi juga bisa dikonsultasikan kepada dokter ortopedi, untuk menangani dan memberi pengobatan secara menyeluruh ketimbang meredakan rasa nyeri yang bertahan sementara.
Bagi para atlet yang mengalami cedera, umumnya akan ditangani oleh dokter ortopedi guna mendapat perawatan intensif hingga masa pemulihan.
Selain itu, berikut beberapa penyakit dan masalah medis yang bisa ditangani oleh dokter ortopedi:
- Gangguan pada tulang seperti infeksi, patah tulang (fraktur), tumor tulang, osteoporosis (pengeroposan tulang), dan deformitas.
- Gangguan pada sendi seperti radang sendi, bursitis, ligamen yang robek, dislokasi atau pergeseran sendi, nyeri sendi, hingga bengkak di daerah sendi maupun sekitarnya.
- Gangguan pada tulang belakang, meliputi tumor, nyeri punggung, cedera, patah tulang belakang, maupun kelainan seperti skoliosis.
- Gangguan pada lutut, seperti nyeri lutut, cedera meniskus, dan tendinitis.
- Terhambatnya pergerakan kaki karena adanya rasa nyeri pada tumit maupun pergelangan kaki.
- Gangguan pada tangan seperti carpal tunnel syndrome, patah tulang atau pergelangan tangan, hingga kista ganglion.
- Gangguan pada otot jaringan lunak seperti atrofi, infeksi, tumor, maupun kanker.
Tindakan Medis Yang Bisa Dilakukan Dokter Ortopedi
Sebagai seorang dokter yang menangani soal sistem gerak tubuh, ada berbagai tindakan yang dapat dilakukan mulai dari melakukan pemeriksaan hingga pengobatan terkait gangguan sistem muskuloskeletal.
Untuk mengetahui tindakan medis apa yang tepat diterapkan bagi pasien, umumnya dokter ortopedi akan melakukan konsultasi seputar gejala yang muncul, sejak kapan gejala tersebut dirasakan, dan obat-obatan yang telah dikonsumsi selama periode tersebut. Supaya terhindar dari komplikasi dan mempermudah diagnosis, dokter ortopedi juga akan mencari tahu seputar riwayat kesehatan pasien dan keluarga.
Seperti dokter kebanyakan, dokter ortopedi akan melihat tanda-tanda gangguan yang terlihat melalui pemeriksaan fisik. Yang terlihat bisa berupa bengkak, infeksi, memar, atau tanda-tanda lain yang menunjukkan kelainan. Jika dibutuhkan, dokter akan menyarankan pasien melakukan tes laboratorium dan/atau tes pencitraan guna mendapatkan diagnosis yang lebih akurat.
Dalam beberapa kasus yang ditangani dokter ortopedi, kesembuhan bisa didapatkan dengan melibatkan tindakan bedah/operasi. Adapun beberapa jenis bedah yang dilakukan berupa:
- Artroskopi atau bedah teropong sendi, merupakan prosedur bedah yang digunakan untuk mendiagnosis maupun mengobati, melalui kamera dan peralatan khusus yang dimasukkan ke dalam sendi. Umumnya digunakan untuk mengobati bahu, siku, lutut, dan panggul. Artroskopi juga bisa digunakan untuk melihat kondisi permukaan sendi, ligamen, tulang rawan, serta mendeteksi benda asing yang mempengaruhi fungsi sendi.
- Fiksasi internal, merupakan prosedur bedah yang dibantu dengan berbagai alat guna menyangga tulang yang rusak dalam posisi tepat seperti pin, sekrup, atau pelat logam.
- Fusion atau fusi tulang, merupakan prosedur bedah yang menggabungkan tulang dengan tulang cangkokan atau logam supaya tulang padat kembali.
- Penggantian sendi (parsial, total, atau revisi), merupakan prosedur bedah yang mengganti sendi yang rusak dengan prostesis atau sendi buatan.
- Osteotomi, prosedur bedah yang mengubah atau memotong bentuk tulang yang mengalami kelainan, terutama untuk mengobati sendi.
- Operasi perbaikan jaringan lunak, seperti mengobati robeknya tendon dan ligamen.
- Amputasi.
- Perbaikan atau rekonstruksi jaringan yang rusak seperti pada ligamen, tulang, dan otot.
- Diskektomi, foraminotomy, laminektomi.
Operasi atau pembedahan biasanya dilakukan apabila terapi non-bedah seperti obat-obatan, pemasangan gips, atau terapi, sudah tidak mampu lagi menangani permasalahan tulang maupun persendian yang dialami pasien. Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan karena operasi ortopedi juga memiliki beberapa resiko. Salah satunya adalah Surgical Site Infection (SSI) atau infeksi pada luka operasi yang sering terjadi pada bedah ortopedi.
Kapan Harus Berobat ke Dokter Ortopedi
Sistem muskuloskeletal begitu vital peranannya dalam menggerakan tubuh dan beraktivitas. Jangan sepelekan nyeri dan rasa sakit yang muncul ketika pergerakan tubuh Anda mulai terganggu. Begitupun ketika Anda mengalami cedera dan kecelakaan, perlu diwaspadai apakah ada kerusakan pada otot, saraf, tulang, sendi, maupun ligamen.
Untuk menangani berbagai masalah tersebut, Anda bisa menemui dokter ortopedi guna mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Gangguan sistem gerak tubuh tidak hanya terjadi karena faktor eksternal seperti kecelakaan atau cedera saat olahraga, pada beberapa kasus ada pula kelainan yang terjadi karena faktor bawaan atau genetis, yang akan semakin baik ditangani apabila sudah dideteksi dari usia dini.
Apabila Anda merasa membutuhkan pembedahan guna mengembalikan fungsi sistem gerak tubuh, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter ortopedi mengenai tahapan, resiko, hingga masa pemulihan yang dibutuhkan. Menemui dokter ortopedi juga disarankan bagi Anda yang telah berusia lanjut dan mengalami masalah tulang seperti osteoporosis.
Sebelum terlambat dan semakin parah, Anda disarankan untuk segera menemui dokter ortopedi apabila mengalami beberapa gejala berikut:
- Terjadi kelainan dan disfungsi bagian tubuh tertentu yang mempengaruhi aktivitas dan pergerakan Anda seperti kesulitan naik-turun tangga, kesulitan menunduk, rasa sakit saat membawa tas, kesulitan berjalan, dsb.)
- Mengalami rasa nyeri pada otot, tendon, maupun sendi dalam jangka panjang.
- Merasakan nyeri sendi yang intens ketika beristirahat atau tidur.
- Terjadi pembengkakan dan memar di sekitar bagian tubuh yang cedera dan sekitar sendi.
- Keterbatasan dalam bergerak.
- Adanya deformitas sendi.
- Bengkak dan kemerahan di bagian sendi, yang diduga sebagai tanda infeksi atau radang sendi.
- Terasa sakit dan nyeri di tulang.
Sebarkan info ini: