Daftar Dokter Paru di Dalam & Luar Negeri

Dokter Spesialis Paru

Apabila Anda disarankan untuk menemui dokter spesialis pulmonologi, kemungkinan besar Anda memiliki gangguan kesehatan di organ paru-paru atau saluran pernapasan. Istilah pulmonologi mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang, namun istilah spesialis pulmonologi digunakan sebagai nama lain dari dokter spesialis paru.

Paru-paru merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia. Tanpa paru-paru, pernapasan manusia akan terganggu. Pada kondisi normal dan sehat, manusia memilki dua bagian paru-paru yakni kiri dan kanan yang memiliki bentuk serta ukuran yang berbeda. Pada orang dewasa, paru-paru kiri diperkirakan memiliki berat sekitar 325-550 gram dan memiliki dua bagian yang disebut lobus. Sedangkan paru-paru kanan orang dewasa diperkirakan memiliki berat sekitar 375-600 gram dan terdiri dari tiga lobus. Di dalam organ paru-paru, terdapat berbagai jaringan yang memaksimalkan fungsinya sebagai organ pernapasan. Jaringan penyusun paru yakni pleura, bronkus, bronkiolus, dan alveoli.

Lalu apakah yang dimaksud dengan Pulmonologi? Dalam ilmu kedokteran, pulmonologi merupakan cabang ilmu yang fokus mendalami soal gangguan kesehatan dan penyakit di sistem pernapasan yang meliputi beberapa organ dan jaringan seperti paru-paru, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Dokter yang mempelajari spesialisasi pulmonologi disebut sebagai pulmonolog dan umumnya menangani kasus gangguan pernafasan yang tergolong berat.

Perjalanan menjadi seorang pulmonolog membutuhkan waktu yang cukup panjang. Seperti dokter spesialis lainnya, dibutuhkan pendidikan dokter umum terlebih dahulu sekitar empat tahun yang diikuti dengan pendidikan spesialis paru selama kurang lebih 7 semester. Gelar yang dimiliki oleh dokter spesialis pulmonologi adalah Sp.P. Apabila mengantongi gelar spesialis saja tidak cukup, maka seorang dokter dapat mengambil sub-spesialis/konsultan sehingga memiliki gelar Sp.P (K).

Di Indonesia, dokter spesialis pulmonologi bernaung di bawah organisasi Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI).

Sub-spesialisasi Pulmonologi

Ada beberapa jenis sub-spesialis dalam ilmu kedokteran pulmonologi yang fokus menangani berbagai permasalahan terkait sistem pernapasan, di antaranya:

  • Penyakit paru-paru interstisial, yakni sub-spesialis yang fokus menangani gangguan kesehatan paru yang muncul karena adanya jaringan parut dan peradangan pada paru-paru.
  • Pulmonologi intervensional, yakni sub-spesialis yang fokus menangani masalah saluran pernapasan, kanker paru, hingga gangguan pada membran pleura.
  • Neuromuscular, yakni sub-spesialis yang fokus menangani permasalahan paru akibat terganggunya otot pernapasan.
  • Penyakit paru-paru obstruktif, yakni sub-spesialis yang fokus menangani gangguan paru akibat saluran udara yang tersumbat atau menyempit.
  • Sub-spesialis transplantasi paru-paru.
  • Sub-spesialis pulmonologi anak, yang fokus menangani masalah pernapasan pada anak.

Divisi Pulmonologi

Selain memiliki beberapa jenis sub-spesialis, dalam dunia pulmonologi juga memiliki beberapa divisi yang mempermudah proses penanganan dan pemberian tindakan medis kepada pasien. Beberapa divisi dalam bidang pulmonologi yakni:

  • Divisi pulmonologi intervensi dan gawat darurat napas, yakni divisi yang secara khusus memberikan tindakan medis non bedah serta memberi diagnosis terkait masalah saluran pernafasan. Gangguan kesehatan yang biasa ditangani oleh divisi ini yaitu batuk darah, nafas yang terhenti, efusi pleura, dan penyumbatan saluran nafas bawah.
  • Divisi asma dan PPOK, yakni divisi yang secara khusus memberikan tindakan medis pada pasien yang mengalami penyempitan di saluran pernapasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
  • Divisi paru dan kerja lingkungan, yakni divisi yang menangani gangguan paru-paru akibat zat atau partikel yang berbahaya dan masuk ke saluran pernapasan saat bekerja di luar ruang. Kasus yang ditangani misalnya asbestosis yang disebabkan serat asbes dan silikosis yang disebabkan oleh debu silika.
  • Divisi transplantasi paru, yakni divisi yang fokus menangani kasus gangguan sistem pernapasan yang memerlukan tindakan medis berupa transplantasi paru. Divisi ini akan melakukan pengawasan pada pasien sejak sebelum hingga pasca dilakukannya transplantasi. Pengawasan perlu dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya reaksi penolakan organ lain akibat transplantasi paru.
  • Divisi infeksi, yakni divisi yang fokus menangani gangguan saluran pernapasan bawah yang umumnya timbul akibat infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur. Umumnya divisi ini menangani penyakit TB Paru, Pneumonia, dan bronkitis.
  • Divisi onkologi toraks, yakni divisi yang secara khusus menangani gangguan saluran pernapasan berupa kanker atau tumor dengan metode bedah dan kemoterapi.

Penyakit dan Kondisi yang Bisa Ditangani Dokter Pulmonologi

Ada berbagai gangguan yang bisa menyerang sistem pernapasan, baik secara akut maupun kronik. Penyakit yang ditangani oleh dokter pulmonologi umumnya adalah kasus yang menyerang paru secara parah dan memerlukan penanganan yang intensif. Dalam menangani pasiennya, dokter pulmonologi juga bisa bekerja sama dengan dokter spesialis penyakit dalam guna memberikan tindakan medis yang tepat.

Berikut adalah beberapa penyakit yang bisa ditangani oleh dokter spesialis pulmonologi:

  • Asma, yakni penyakit yang menyerang pernapasan dan berlangsung dalam jangka panjang. Penyakit ini memiliki beberapa tingkatan mulai yang ringan hingga berat, sehingga memerlukan penanganan yang berbeda-beda. Hingga saat ini asma belum bisa disembuhkan, namun dokter pulmonologi bisa memberikan penanganan yang menekan kemunculan asma dan menganalisa pemicunya.
  • Tuberkulosis (TBC), merupakan salah satu penyakit pernapasan yang berbahaya dan menular. Penyakit ini muncul karena pasien terkena bakteri Mycobacterium tuberculosis dan bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini mudah menular lewat batuk atau bersin dan memerlukan penanganan dokter pulmonologi guna menyembuhkan dan mencegah penularannya.
  • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), yakni penyakit progresif yang bisa menghalangi udara yang masuk atau keluar pada paru-paru. Penyakit ini bisa muncul dalam kondisi kantung udara dan jalur udara yang berkurang elastisitasnya, kantong udara berkurang dan membesar karena hilangnya dinding antar kantong udara, terjadi pembengkakan di dinding jalur udara, hingga penyumbatan jalur udara oleh lendir. Dua jenis penyakit PPOK adalah emfisema dan bronkitis.
  • Penyakit Interstisial, yakni kesulitan menarik napas panjang akibat paru-paru yang tergores terus menerus. Biasanya ditandai dengan nafas yang pendek dan batuk kering.
  • Pneumonia, yakni peradangan dan pembengkakan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pada kasus pneumonia, paru-paru akan dipenuhi dengan lendir atau air, sehingga sering disebut dengan paru-paru basah. Penyakit ini ditandai dengan mual, muntah, sesak nafas, demam, kecepatan detak jantung meningkat, nafsu makan menurun, nyeri dada, hingga batuk berdarah.
  • Emboli paru
  • Efusi pleura
  • Edema paru
  • Sleep apnea
  • Abses paru
  • Kanker paru
  • Gagal napas
  • Pneumothoraks

Tindakan Medis Yang Bisa Dilakukan Dokter Pulmonologi

Guna memberikan penanganan yang tepat, seorang dokter pulmonologi akan melakukan serangkaian tindakan medis bagi pasien berupa:

  • Penelusuran riwayat kesehatan pasien dan keluarga lewat wawancara medis. Di tahap ini umumnya dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik umum disertai metode yang harus dikuasai ahli paru seperti inspeksi dada, perkusi dada, palpasi dada, dan auskultasi dada.
  • Memberikan beberapa pemeriksaan tambahan guna mendapatkan diagnosis yang valid seperti mengukur laju hembusan udara (spirometry) hingga mengambil cairan pleura.
  • Memberikan interpretasi dari hasil pemeriksaan penunjang: pemeriksaan lab dan pemindaian paru (CT-Scan, MRI rongga dada, dan rontgen).
  • Memberikan pengobatan kepada pasien dan memberi tindakan berupa napas buatan, terapi inhalasi dan nebulisasi, dekompresi jarum, hingga terapi oksigen.

Selain itu, dokter pulmonologi juga bisa melakukan prosedur medis yang khusus dilakukan untuk memeriksa paru-paru dan sistem pernapasan seperti:

  • Tes fungsi paru, yakni pemeriksaan guna menilai kinerja paru-paru dalam sistem pernapasan.
  • Bronkoskopi, yakni pemeriksaan untuk melihat gangguan pada trakea, laring, atau tenggorokan. 
  • Thoracocentesis, yakni prosedur untuk mengeluarkan cairan ataupun udara dari paru-paru.
  • Biopsi (pengambilan jaringan) pleura dan paru.
  • Uji oksimetri nadi.
  • Sleep study.
  • Lobektomi.
  • Trakeostomi.
  • USG dada.
  • Manajemen jalan napas.

Kapan Harus Berobat ke Dokter Pulmonologi?

Gangguan yang menyerang sistem pernapasan dan paru-paru, apabila dialami harus segera ditangani oleh dokter pulmonologi. Anda disarankan untuk segera menemui ahlinya apabila mengalami gejala seperti sesak napas, nyeri pada dada khususnya saat menarik dan menghela napas, batuk kronis, batuk darah, hingga penurunan berat badan yang drastis. Khususnya bila di sekitar Anda terdapat orang yang mengidap penyakit TBC, Anda perlu waspada apabila mengalami batuk parah dan rasa nyeri pada dada.

Sebarkan info ini: