Daftar Dokter Mata di Dalam & Luar Negeri

Dokter Spesialis Mata

Seperti namanya, dokter spesialis mata memiliki keahlian spesifik dalam menangani segala hal yang berhubungan dengan mata. Dokter ini menguasai berbagai seluk beluk mata atau yang disebut juga sebagai dokter spesialis oftalmologi (mata).

Berasal dari Bahasa Yunani ‘opthalmos’  yang berarti ketidaknormalan pada mata, oftalmologi merupakan cabang kedokteran yang mempelajari tentang fisiologi dan penyakit mata. 

Seorang dokter spesialis oftalmologi memiliki wewenang dalam memberikan tindakan medis, mulai dari pemeriksaan, memberi diagnosis penyakit seputar mata, hingga melakukan tindakan operasi jika dibutuhkan. Dokter ini bisa dikenali dengan adanya gelar Sp.M atau Sp.M(K) yang lebih memiliki spesialisasi lebih dalam mengenai mata.  

Untuk menjadi seorang spesialis mata, mahasiswa kedokteran harus menjalani pendidikan sebagai dokter umum, yang dilanjuti dengan internship dan pendidikan spesialis mata selama empat tahun atau lebih.

Di Indonesia, dokter spesialis mata bernaung di bawah PERDAMI (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia atau Indonesian Ophthalmologist Association), yakni organisasi profesi dokter spesialis mata yang hingga saat ini menjadi tempat bergabung sekitar 1.200 orang dokter mata dari seluruh Indonesia. Organisasi PERDAMI telah berdiri sejak 5 Juli 1964.

Sekilas Tentang Organ Mata

Sebagai indera penglihat, mata memiliki fungsi yang sangat vital bagi manusia. Meski begitu, mata seringkali  mengalami gangguan baik secara bawaan, kontak dengan benda asing, hingga dipicu oleh penyakit lain yang dialami seseorang.

Untuk lebih mengenal soal organ yang ditangani oleh dokter spesialis oftalmologi, berikut penjelasan mengenai jaringan yang membentuk mata beserta fungsinya.

  1. Kornea, merupakan jaringan paling luar dari mata yang berbentuk seperti kubah dan transparan. Jaringan ini berfungsi sebagai jalan masuk cahaya ke mata dan mengatur seberapa banyak cahaya yang ditangkap agar Anda bisa melihat objek dengan jelas.
  2. Anterior Chamber atau Bilik Mata Depan, merupakan jaringan yang ada di belakang kornea yang berbentuk menyerupai kantung dan berisi cairan aqueous humor yang membawa nutrisi ke jaringan mata. Selain itu, cairan tersebut juga berfungsi sebagai penyeimbang tekanan di dalam mata, yang apabila terganggu fungsinya bisa menyebabkan penyakit seperti glaukoma.
  3. Sklera, berbentuk selaput putih keras disertai jaringan fibrosa yang menutupi seluruh bola mata kecuali daerah kornea. Jaringan ini disertai dengan otot yang mampu menggerakkan mata.
  4. Iris dan Pupil, merupakan bagian dari mata yang saling berhubungan. Iris adalah membran berbentuk cincin yang mengelilingi pupil. Pupil adalah bulatan kecil berwarna gelap yang dapat membesar dan mengecil. Irislah yang mengatur jumlah cahaya yang masuk dan mengatur bukaan pupil.
  5. Lensa, adalah bagian mata yang terletak di belakang iris dan pupil, dengan struktur yang elastis dan transparan. Fungsinya, membantu memusatkan cahaya dan objek pada retina. Seiring bertambahnya usia, elastisitas lensa bisa berkurang dan menyebabkan gangguan penglihatan (objek yang ditangkap mata tidak lagi terlihat fokus).
  6. Koroid, yakni jaringan yang mengandung banyak pembuluh darah dan terletak antara sklera dan retina. Fungsinya, memasok darah dan nutrisi ke seluruh jaringan mata, khususnya retina.
  7. Konjungtiva, adalah lapisan tipis yang menutup seluruh daerah mata bagian depan, kecuali retina.
  8. Retina, merupakan jaringan yang peka terhadap cahaya dan melapisi permukaan bagian dalam mata.
  9. Saraf optik, adalah jaringan yang membawa impuls yang diterima sebelumnya oleh retina.
  10. Makula, merupakan area sensitif di tengah retina yang juga memiliki fovea, yakni jaringan yang membantu menajamkan objek.

Penyakit yang Ditangani Dokter Oftalmologi

Meski ada memiliki keluhan terhadap mata, tidak semuanya langsung ditangani oleh dokter oftalmologi. Beberapa keluhan mata ringan seperti mata merah dan mata lelah, dapat ditangani langsung oleh dokter umum.

Sedangkan penyakit mata yang tergolong serius, akan lebih baik jika ditangani oleh dokter oftalmologi:

  • Blepharitis
  • Cedera pada kornea
  • Distrofi kornea
  • Glaukoma
  • Katarak
  • Keratitis
  • Keratoconus
  • Penyakit vitreoretinal (seperti retinopati diabetik dan degenerasi makula)
  • Presbyopia
  • Pterygium
  • Rabun dekat dan rabun jauh
  • Tumor jinak dan pseudotumor
  • Uveitis

Tindakan Medis yang Bisa Dilakukan Dokter Oftalmologi

Sebelum menemui dokter oftalmologi, perlu diketahui bahwa terdapat ahli optometri dan ahli optik yang juga menangani masalah penglihatan. Bedanya, ahli optometri bisa memberi diagnosis gangguan mata dan ahli optik dapat membantu Anda untuk memilih kacamata atau lensa kontak.

Sedangkan dokter oftalmologi memiliki cakupan kerja yang lebih luas dan memiliki kemampuan yang lebih mendalam soal mata. Mereka adalah dokter yang menguasai perihal kesehatan mata dan mampu memberi pemeriksaan secara menyeluruh. Mulai dari memberi diagnosis, mengobati, memberi pengobatan, hingga melakukan bedah atau operasi.

Dokter spesialis mata ini awalnya akan menelusuri riwayat kesehatan pasien dan riwayat keluarga terkait penyakit mata. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah kelainan mata yang dimiliki merupakan bawaan atau tidak. Pasien juga akan ditanyakan seputar gejala yang dialami dan berapa lama gejala tersebut terjadi.

Sebagai tindakan lebih lanjut, dokter juga melakukan tes penglihatan mulai dari kemampuan membaca, jarak dan daya tangkap pasien, hingga persepsi warna. Dalam beberapa kasus, dokter juga melakukan pemeriksaan tambahan untuk mendeteksi apakah penyakit yang dialami dipicu oleh penyakit lain. Khususnya pasien glaukoma, yang akan melalui pemeriksaan tonometri untuk mengukur tekanan mata.

Dari situ, dokter mampu memberikan diagnosis dan menentukan tindakan medis yang dilakukan selanjutnya, antara lain:

  • Perawatan medis
  • Operasi mata
  • Operasi plastik (operasi kelopak mata)
  • Operasi laser
  • Cangkok dan transplantasi kornea

Kapan Harus Berobat ke Dokter Oftalmologi

Ketika Anda berencana untuk menemui dokter spesialis mata, maka Anda akan menjalani konsultasi mata umum. Umumnya, konsultasi mata umum ini dilakukan guna mengetahui masalah berdasarkan gejala yang dialami. Dalam praktiknya, konsultasi ini akan melibatkan ahli oftalmologi, ahli optometri, atau ahli optik.

Beberapa kondisi yang perlu dikonsultasikan dengan spesialis mata, seperti:

  • Terjadinya penurunan fungsi penglihatan pada mata ataupun kehilangan penghilangan total.
  • Terjadinya perubahan pandangan seperti munculnya bintik-bintik, kilatan cahaya, bergaris, bergelombang hingga penglihatan ganda yang muncul secara tiba-tiba.
  • Terjadi perubahan fisik pada bentuk mata.
  • Terjadi perubahan pada jangkauan pandang atau warna.

Selain itu, konsultasi mata juga perlu dilakukan saat:

  • Pertambahan usia pada pasien, yang mempengaruhi perubahan daya tangkap mata.
  • Organ mata rentan terhadap alergi.
  • Mengidap penyakit mata turunan seperti katarak dan degenerasi retina.
  • Sebagai bentuk pemeliharaan mata dengan melakukan pemeriksaan rutin.
  • Terjadi cedera pada mata yang menyebabkan perubahan daya penglihatan dan pendarahan.

Sebagai upaya pencegahan dan pemeliharaan mata, pemeriksaan secara rutin direkomendasikan untuk selalu dilakukan. Pemeriksaan ini bisa Anda lakukan ke dokter umum, yang selanjutnya bisa direkomendasikan ke dokter spesialis.

Berikut beberapa rekomendasi bagi Anda untuk melakukan pemeriksaan berdasarkan rentang usia:

  • Pemeriksaan setiap 10 tahun bagi yang berusia 19-40 tahun.
  • Pemeriksaan setiap 5 tahun bagi yang berusia 41-55 tahun.
  • Pemeriksaan setiap 3 tahun bagi yang berusia 56-64 tahun.
  • Pemeriksaan setiap 2 tahun bagi yang berusia di atas 65 tahun.

Sebarkan info ini: