Daftar Dokter Kedokteran Olahraga di Dalam & Luar Negeri

Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga

Selain pelatih, dokter spesialis kedokteran olahraga adalah sosok yang berperan penting bagi keberlangsungan karir seorang atlet. Pasalnya, dokter olahraga mampu memberikan perawatan bagi atlet yang mengalami cedera, baik berupa pengobatan hingga terapi di masa pemulihan.

Dalam ilmu kedokteran, spesialis kedokteran olahraga atau sport medicine merupakan cabang ilmu yang fokus menangani gangguan kesehatan berupa cedera akibat berolahraga. Tidak hanya menangani kasus pascacedera, dokter spesialis kedokteran olahraga juga berperan dalam memberikan konsultasi guna mencegah terjadinya cedera akibat olahraga atau aktivitas fisik lainnya. 

Perkembangan kedokteran olahraga terjadi sekitar tahun 1970-an, ketika semakin banyak kejadian cedera akibat olahraga dan munculnya permintaan untuk menangani kasus cedera olahraga dengan lebih profesional lewat dokter spesialis. Akhirnya, muncullah dokter spesialis olahraga yang menangani cedera para atlet yang ingin mempertahankan karirnya.

Cedera berdampak sangat besar bagi perjalanan karir atlet. Selain membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pemulihan, cedera yang parah juga bisa mempengaruhi eksistensi atlet di dunia olahraga profesional. Bahkan, di saat perkembangan kedokteran olahraga belum canggih seperti saat ini, cedera seperti pada ligamen sendi lutut (Anterior Cruciate LIgament/ACL) adalah cedera fatal yang bisa menghentikan karir atlet.

Untuk memulihkan para atlet yang cedera, dokter spesialis olahraga akan bekerja sama dengan terapis olahraga dalam melakukan serangkaian tindakan medis. Para pekerja profesional kesehatan olahraga ini tidak hanya merawat cedera, namun juga melakukan upaya pencegahan, rehabilitasi, pengaturan nutrisi, hingga pelatihan bagi para atlet dalam meningkatkan performanya.

Meski begitu, dokter spesialis kedokteran olahraga tidak hanya menangani pasien dari kalangan atlet tetapi juga non-atlet yang cedera akibat olahraga dan aktivitas fisik. Kedokteran olahraga seringkali disebut sebagai kedokteran olahraga dan latihan jasmani, karena juga fokus pada persoalan kebugaran tubuh dan latihan olah tubuh dengan memperhatikan hal-hal yang bisa meminimalisir terjadinya cedera. Singkatnya, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran olahraga apabila ingin menjalani olahraga disertai berbagai jenis latihan, dan ingin menjalani pola hidup sehat.

Perkembangan teknologi menjadikan hidup serba cepat dan instan seperti dewasa ini, menyebabkan banyak orang malas untuk beraktivitas dan bergerak. Gaya hidup malas bergerak ini dikenal dengan sebutan sedentari, yang kini menjadi isu penting di berbagai belahan dunia karena menjadi faktor meningkatnya berbagai penyakit. Di masa seperti ini, berkonsultasi dengan dokter olahraga dirasa tepat untuk memiliki kehidupan yang lebih sehat dan aktif.

Di Indonesia, dokter spesialis ini bernaung di bawah Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) dan bisa dikenali lewat gelar Sp.KO.

Syarat dan Pelatihan Untuk Menjadi Spesialis Kedokteran Olahraga

Untuk menjadi seorang dokter spesialis olahraga, ada beberapa syarat dan pelatihan yang harus dipenuhi guna diakui sebagai dokter spesialis yang bisa menangani kasus cedera dengan mumpuni, yaitu:

  • Memiliki sertifikat Pengobatan Darurat, Kedokteran Keluarga, Kedokteran Fisik/Rehabilitasi, Obat Penyakit Dalam, atau Pediatri.
  • Mendapat pelatihan beasiswa tambahan Kedokteran Olahraga selama satu hingga dua tahun.
  • Lulus dalam ujian sertifikasi Kedokteran Olahraga Nasional untuk memiliki Sertifikat Kualifikasi Tambahan dalam Kedokteran Olahraga.
  • Melakukan sertifikasi ulang setiap 10 tahun dan terus berpartisipasi dalam pendidikan kedokteran.

Penyakit dan Kondisi yang Bisa Ditangani Spesialis Kedokteran Olahraga

Cedera yang dialami saat melakukan olahraga bisa bermacam-macam jenis dan tingkatannya. Kedokteran olahraga sejauh ini menangani cedera pada muskuloskeletal, yakni cedera yang terjadi pada otot, sendi, tendon, tulang, dan ligamen. Cedera dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni cedera akut dan cedera kronik. Keduanya dapat ditangani oleh dokter olahraga yang diikuti dengan kedisiplinan pasien dalam menjalani terapi dan proses pemulihan.

Cedera muskuloskeletal akut yang bisa ditangani kedokteran olahraga antara lain:

  • Kram dan keseleo di berbagai bagian tubuh.
  • Tertariknya otot.
  • Cedera di area ligamen (jaringan berbentuk pita yang menghubungkan antar tulang) dan tulang rawan.
  • Plantar fasciitis, yakni cedera atau radangnya jaringan ikat di telapak kaki.
  • Benjol.
  • Memar.
  • Patah tulang yang tidak menembus kulit.

Sedangkan cedera kronik yang bisa ditangani kedokteran olahraga antara lain:

  • Nyeri dan sakit punggung
  • Peradangan pada sendi (artritis)
  • Cedera pada tendon di beberapa daerah seperti otot paha bagian belakang (hamstrings), tendon achilles di pergelangan kaki (tendon besar yang menghubungkan otot betis hingga tulang tumit), dan manset rotator yang mempengaruhi stabilitas lengan atas.
  • Bursitis, yakni peradangan pada bantalan sendi yang bisa terjadi pada siku, bahu, lutut, dan pinggul.

Meski sama-sama menangani muskuloskeletal, dokter spesialis kedokteran olahraga berbeda dengan dokter bedah ortopedi. Tindakan medis yang diberikan oleh dokter olahraga dalam menangani cedera adalah tindakan medis non-bedah melalui berbagai pengobatan dan terapi. Apabila pengobatan yang diberikan oleh dokter olahraga masih dirasa kurang, maka pasien bisa direkomendasikan untuk menemui dokter bedah ortopedi untuk mempercepat penyembuhan.

Tindakan Medis Yang Bisa Dilakukan Spesialis Kedokteran Olahraga

Dokter spesialis kedokteran olahraga saat ini banyak ditemui dalam acara-acara olahraga guna menangani para atlet yang mengalami cedera. Dengan berbagai pelatihan yang telah dijalani, dokter olahraga dapat melakukan berbagai tindakan medis sebagai berikut:

  • Melakukan pemeriksaan fisik pasien secara komprehensif untuk mengetahui kondisi sebelum mengikuti pertandingan atau perlombaan olahraga.
  • Mengevaluasi, menilai, dan memberi penanganan cedera.
  • Memberikan perawatan yang dikhususkan bagi kelompok berkebutuhan khusus seperti difabel atau pasien geriatrik.
  • Tidak hanya menangani permasalahan cedera fisik, spesialis kedokteran olahraga juga menangani masalah psikologi olahraga dan penyimpangan dalam penggunaan doping atau obat-obatan.
  • Bertanggung jawab dalam memberikan tindakan medis umum yang berkaitan dengan olahraga bagi para atlet.
  • Memberikan edukasi dan perawatan untuk mencegah terjadinya cedera.
  • Melakukan kerjasama dengan tim kedokteran olahraga dalam menangani cedera.
  • Berkomunikasi dan koordinasi dengan pelatih, atlet, beserta keluarganya terkait kondisi fisik pasien.

Kapan Harus Berobat ke Spesialis Kedokteran Olahraga?

Menemui dan melakukan konsultasi ke dokter spesialis kedokteran olahraga bisa dilakukan ketika Anda mengalami cedera setelah berolahraga. Pengobatan ke dokter spesialis ini tidak hanya dilakukan oleh para atlet, namun juga kalangan awam yang gemar melakukan aktivitas fisik baik untuk kesehatan maupun rekreasi. Konsultasi terhadap dokter spesialis kedokteran olahraga juga bisa dilakukan saat Anda membutuhkan bantuan untuk lebih aktif berolahraga, dengan arahan yang tepat dengan kondisi fisik masing-masing orang. 

Selain itu, Anda bisa berobat dan menemui spesialis kedokteran olahraga apabila berada dalam kondisi:

  • Mengalami cedera akut.
  • Memulihkan kondisi fisik akibat cedera kronik.
  • Membutuhkan arahan dalam melakukan olahraga, termasuk arahan soal nutrisi, suplemen, hingga pencegahan cedera.
  • Memiliki cedera namun ingin tetap melakukan olahraga.
  • Mengalami cedera pada penderita asma, diabetes, jantung, dan gangguan endokrin.

Sebarkan info ini: