Daftar Dokter Ginjal di Dalam & Luar Negeri

Dokter Spesialis Ginjal

Penanganan terhadap gangguan kesehatan yang menyerang organ ginjal, tak lepas dari sosok dokter spesialis ginjal dan hipertensi (renal atau nefrologi). Dokter spesialis ini dibekali dengan ilmu nefrologi, yakni cabang ilmu kedokteran yang fokus mendalami cara penanganan dan pengobatan penyakit yang memengaruhi struktur maupun fungsi ginjal.

Organ ginjal sangat penting bagi tubuh manusia. Setiap manusia yang sehat memiliki dua buah ginjal yang berbentuk seperti kacang merah dan terletak di bawah tulang rusuk. Ginjal memiliki beberapa fungsi yang penting bagi tubuh, di antaranya:

  • Menyaring limbah atau zat sisa dalam darah (zat kimia, makanan, juga obat-obatan); 
  • Menjaga kandungan garam, mineral, asam darah, dan cairan untuk tetap seimbang di dalam tubuh; 
  • Menghasilkan hormon eritropoetin yang membantu pembentukan sel darah merah; 
  • Menjaga kesehatan tulang dengan menghasilkan senyawa aktif dari vitamin D; 
  • Membantu mengatur tekanan darah dengan menghasilkan enzim renin. 

Dengan begitu banyaknya fungsi ginjal, adanya gangguan kesehatan yang menimpa organ ginjal dapat mempengaruhi metabolisme tubuh dan fungsi tubuh lainnya. Bahkan dapat menyebabkan penyakit sistemik seperti autoimun, diabetes hingga hipertensi.

Sedangkan hipertensi atau sebutan lain untuk tekanan darah tinggi, merupakan kondisi tekanan darah di angka lebih dari 130/80 mmHg. Tekanan darah tinggi berbahaya bagi tubuh, sebab jantung menjadi bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh. Apabila keadaannya semakin parah, hipertensi dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal. Selain jantung, hipertensi juga membuat ginjal bekerja lebih keras. Apabila tidak ditangani dengan baik, maka hipertensi dapat merusak sel-sel pada ginjal.

Seorang dokter spesialis ginjal dan hipertensi dapat memberikan diagnosis dan menentukan pengobatan yang tepat terkait masalah ginjal yang dihadapi pasien. Tidak hanya menangani pasien usia dewasa, dokter spesialis ginjal dan hipertensi juga menangani anak-anak. 

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease dari US Department of Health and Human Service, gagal ginjal yang terjadi pada anak bisa dibedakan menjadi dua. Pada anak berusia di bawah empat tahun, gagal ginjal terjadi karena adanya kelainan ginjal dan faktor genetik yang diturunkan. Sedangkan pada usia empat sampai 14 tahun, gagal ginjal terjadi karena dipicu oleh sindrom nefrotik, faktor genetik (penyakit keturunan), dan penyakit sistemik.

Cabang ilmu nefrologi merupakan cabang ilmu kedokteran sub-spesialis dari bidang penyakit dalam. Itulah sebabnya mengapa sub-spesialis bidang nefrologi ini baru bisa dipelajari setelah seorang dokter mengambil spesialis penyakit dalam terlebih dulu. Apabila lulus, maka akan menyandang gelar Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi (Sp.PD-KGH) dan menangani permasalahan ginjal pada orang dewasa. Sedangkan dokter spesialis ginjal anak, menempuh pendidikan spesialis anak terlebih dahulu sebelum melanjutkan spesialisasi nefrologi anak.

Penyakit yang Bisa Ditangani Dokter Ginjal dan Hipertensi

Gangguan kesehatan yang menyerang ginjal, bisa terjadi pada salah satu atau bahkan kedua ginjal di sebelah kanan dan kiri. Kemunculan gangguan kesehatan ini bisa dipicu oleh berbagai faktor seperti usia, gaya hidup, efek samping obat-obatan yang dikonsumsi, faktor genetik, hingga dipicu oleh penyakit lain seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.

Berikut adalah beberapa penyakit  ginjal yang bisa Anda konsultasikan kepada dokter spesialis ginjal dan hipertensi:

  • Infeksi ginjal.
  • Lupus nefritis.
  • Gangguan elektrolit.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Penyakit ginjal bawaan sejak lahir.
  • Hipertensi, yakni tekanan darah tinggi yang juga bisa diakibatkan kerusakan ginjal dan menyebabkan berlebihnya jumlah enzim renin yang membantu mengatur tekanan darah.
  • Gangguan pembuluh darah (glomerulus) atau sindrom nefrotik, yakni gangguan yang terjadi pada pembuluh darah yang terletak di ginjal.
  • Gangguan interstitial (tubular), yakni terganggunya fungsi tubulus dalam mengumpulkan cairan yang akan disaring oleh ginjal untuk diubah menjadi urin.
  • Gagal ginjal akut, yakni berhentinya kerja ginjal yang bisa disebabkan oleh infeksi, batu ginjal, dan mampu menyebabkan kerusakan ginjal permanen.
  • Gangguan metabolisme mineral, yakni tidak seimbangnya jumlah mineral dalam darah akibat ginjal yang tidak berfungsi sempurna.
  • Penyakit ginjal kronis, yakni kondisi melemahnya ginjal dalam jangka panjang hingga tak lagi bisa berfungsi dan mengarah ke ESRD (stadium akhir penyakit ginjal).
  • Penyakit ginjal polikistik, yakni tumbuhnya kista pada ginjal yang dapat membesar dan menyebar hingga merusak ginjal. Penyakit ini bersifat turunan.
  • Kanker atau tumor ginjal, jika semakin parah maka akan berkemungkinan terkena kanker metastatik.
  • Batu ginjal atau lithiasis ginjal, yang terjadi karena penumpukan mineral dan asam garam di ginjal dan membentuk benda padat menyerupai batu.
  • Medula ginjal atau Cacchi-Ricci, yakni dilatasi kistik yang terjadi pada tubulus dan merupakan penyakit bawaan.

Tindakan Medis Yang Bisa Dilakukan Dokter Ginjal dan Hipertensi

Seperti dokter spesialis yang lainnya, dokter spesialis ginjal dan hipertensi juga akan melakukan pemeriksaan fisik, penelusuran rekam medis dan riwayat penyakit, serta wawancara medis. Hal ini dilakukan guna mengetahui kondisi pasien dan melakukan diagnosis. Apabila diperlukan, dokter juga bisa menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan fungsi ginjal maupun biopsi ginjal jika dicurigai adanya tumor atau kanker.

Ada pula beberapa tes yang dilakukan dokter spesialis ginjal dan hipertensi guna memudahkan diagnosis, seperti:

  • Tes kreatinin dan ureum.
  • Tes pencitraan, berupa CT scan, MRI, urografi, USG dan rontgen ginjal.
  • Tes urin, yang dilakukan untuk mengetahui kadar albumin dan berbagai zat lainnya di dalam urin. Albumin adalah salah satu jenis protein yang seharusnya terkandung dalam darah dan tidak seharusnya terkandung dalam urin. 
  • Tes darah, yang dilakukan untuk mengetahui kadar kreatinin (zat yang berasal dari jaringan otot). Ginjal yang mengalami gangguan tidak bisa membuang kreatinin dari darah. Selain itu, tes darah juga dilakukan untuk mengetahui laju filtrasi glomerulus (GFR) yang menunjukkan fungsi ginjal.
  • Glomerular filtration rate (GFR), yakni tes yang dilakukan untuk mengetahui fungsi ginjal dalam menyaring zat-zat dari sisa metabolisme tubuh.

Dari berbagai tes yang dilakukan di atas, dokter akan menetapkan diagnosis dan menentukan pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Ada beberapa prosedur yang dapat dilakukan oleh dokter spesialis ginjal dan hipertensi dalam mengobati pasiennya, seperti:

  • Manajemen Fistula.
  • Pertukaran Plasma.
  • Terapi pada kanker ginjal.
  • Transplantasi ginjal, yakni mengganti ginjal yang rusak dengan ginjal donor.
  • Dialisis atau cuci darah, yakni prosedur membersihkan darah karena ginjal tak lagi berfungsi sempurna atau bahkan berhenti berfungsi.

Karena fungsi ginjal yang terganggu dapat mempengaruhi metabolisme tubuh dan proses pembuangan urin, maka dokter spesialis ginjal dan hipertensi juga bekerja sama dengan dokter spesialis gizi dan dokter spesialis urologi. 

Kapan Harus Berobat ke Dokter Ginjal dan Hipertensi

Kerusakan ginjal seringkali tidak disadari di masa awal. Bagi penderita hipertensi, Anda perlu lebih waspada dan memeriksakan kesehatan ginjal supaya terhindar dari penyakit ginjal akut maupun kronik.

Sebelum kondisi ginjal semakin parah, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis ginjal dan hipertensi apabila mengalami beberapa gejala seperti:

  • Sering merasa kelelahan.
  • Mengalami gangguan tidur.
  • Rasa sakit ketika buang air kecil.
  • Urine yang berbuih terlalu banyak.
  • Merasakan adanya kandungan logam pada mulut.
  • Tekanan darah yang berubah-ubah dan tidak normal.
  • Pusing dan lemas karena adanya gangguan elektrolit.
  • Kesulitan buang air kecil dan disertai dengan keluarnya darah.
  • Nyeri pada punggung dan pinggang dalam jangka waktu lama.
  • Intensitas buang air kecil yang berkurang dan bahkan tidak sama sekali.
  • Terjadi pembengkakan di bagian tubuh seperti kaki dan pergelangan kaki, atau bagian tubuh lainnya.

Sebarkan info ini: