Daftar Dokter Bedah Thoraks dan Kardiovaskular di Dalam & Luar Negeri

Dokter Spesialis Bedah Thoraks dan Kardiovaskular

Bagi pasien penderita penyakit pada organ jantung dan paru-paru yang parah, pengobatan lewat konsumsi obat kadangkala tidak membuahkan hasil. Tindakan medis seperti bedah atau operasi menjadi salah satu upaya untuk mendapatkan kesembuhan pasien kembali. Untuk memberikan pasien tindakan bedah, dibutuhkan keahlian dari seorang dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular (kardiotorasik) untuk menanganinya.

Seorang dokter bedah toraks dan kardiovaskular merupakan dokter spesialis yang fokus mendalami soal gangguan kesehatan terkait organ dalam rongga dada, khususnya pada organ jantung dan paru-paru. Sesuai dengan namanya, dokter spesialis ini menangani berbagai gangguan kesehatan di area dada dan jantung dengan metode bedah.

Mengingat tingginya risiko dan kemungkinan komplikasi dalam menangani penyakit terkait paru-paru dan jantung, dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular juga bekerja sama dengan dokter spesialis lain seperti dokter spesialis jantung dan pembuluh darah (kardiologi), dokter spesialis paru (pulmonologi), serta dokter spesialis penyakit dalam (internis).

Perlu diingat bahwa ada perbedaan di antara dokter spesialis jantung (kardiologi) dengan dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular. Dokter jantung (kardiologi) umumnya memberikan tindakan medis non-bedah berupa kateterisasi, pemasangan ring jantung, pemasangan stan, dan alat lainnya.

Dalam beberapa kondisi khusus, stanting maupun pemasangan ring yang bermasalah atau tidak bisa dilakukan maka dokter kardiologi akan merujuk pasien untuk menemui dokter bedah toraks dan kardiovaskular, guna menjalani operasi. Meski begitu, kedua dokter spesialis ini umumnya saling bekerja sama guna memberikan penanganan yang tepat bagi pasien.

Selain itu, pasien yang membutuhkan tindakan operasi dari dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular seperti mereka yang mengalami cedera pada jantung, dinding dada, kerongkongan, dan paru-paru. Gangguan lainnya yang bisa ditangani seperti kebocoran katup jantung, penyumbatan pada katup jantung, fibrilasi atrium jantung, maupun gagal jantung.

Beberapa penyakit yang ditangani oleh dokter spesialis lain seperti dokter spesialis paru (pulmonologi) maupun dokter spesialis saluran pencernaan (gastroenterologi) juga bisa merujuk pasiennya untuk menjalani bedah toraks.

Di Indonesia, dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular memiliki gelar Sp.BTKV, yang didapat setelah menjalani pendidikan spesialis di bidang bedah toraks, kardiak, dan vaskular setidaknya selama 10 semester. Pendidikan ini tentunya baru bisa ditekuni setelah menjalani pendidikan dokter umum. Adapun organisasi yang menaungi dokter spesialis ini secara profesional adalah Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular Indonesia (HBTKVI).

Sub-spesialis Dokter Bedah Toraks dan Kardiovaskular

Dalam menangani berbagai masalah terkait organ yang berada di rongga dada, dokter bedah toraks dan kardiovaskular memiliki cakupan bidang kerja yang cukup luas. Untuk itu, terdapat beberapa sub-spesialis yang fokus menangani beberapa kondisi secara lebih khusus, yakni:

  • Bedah jantung umum, yakni sub-spesialis yang fokus menangani pembedahan terkait gangguan jantung pada pasien dewasa. Beberapa kasus yang perlu ditangani oleh sub-spesialis jantung umum seperti penyakit katup jantung, gagal jantung, hingga penyakit jantung koroner.
  • Bedah dada, yakni sub-spesialis yang fokus menangani pembedahan di area dada termasuk pada organ paru-paru, esofagus, diafragma, atau pun dinding dada.
  • Bedah jantung penyakit bawaan, yakni sub-spesialis yang fokus menangani pembedahan terhadap penyakit jantung bawaan, yang umumnya sudah dimiliki sejak bayi atau usia dini. Beberapa penyakit yang ditangani seperti penyempitan aorta (koarktasio aorta), perubahan posisi pembuluh arteri utama, kelainan pada dinding atrium atau ventrikel jantung, hingga sindrom hipoplastik.

Semakin dengan berkembangnya dunia medis terkait bedah dan penyakit dalam, dokter bedah toraks dan kardiovaskular kini juga mendalami transplantasi organ jantung dan paru-paru yang masih berada dalam area dada.

Penyakit yang Bisa Ditangani Dokter Bedah Toraks dan Kardiovaskular

Dokter bedah toraks dan kardiovaskular berfokus menangani keluhan medis di area dada beserta rongga dada, yang melindungi organ paru-paru dan jantung.

Berikut merupakan gangguan kesehatan maupun kondisi yang mampu ditangani oleh dokter bedah toraks dan kardiovaskular lewat tindakan operasi:

  • Hernia hiatus.
  • Kanker esofagus.
  • Kanker paru-paru.
  • Penyakit jantung bawaan.
  • Gangguan menelan (akalasia).
  • Irama jantung yang tidak normal (aritmia)
  • Gangguan jantung mendadak (syok kardiogenik).
  • Emfisema berat, yakni rusaknya kantong alveolus organ paru-paru.
  • Serangan jantung dalam kondisi gawat darurat dan membutuhkan pembedahan.
  • Terdapat benjolan atau dinding aorta jantung yang melemah (aneurisma aorta).
  • Robekan atau cedera pada dinding dada maupun jaringan paru-paru yang menyebabkan terjebaknya udara di rongga pleura (pneumothorax).
  • Penyakit katup jantung, yang ditandai dengan sulitnya darah mengalir dari atau ke ruangan jantung juga pembuluh darah, yang disebabkan oleh kelainan katup jantung.
  • Tamponade jantung, yang terjadi akibat penimbunan darah maupun cairan tubuh dalam ruang perikardium dan menyebabkan terganggunya aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh.
  • Tamponade jantung merupakan situasi gawat darurat yang memerlukan penanganan medis dalam waktu cepat.
  • Kardiomiopati atau lemah jantung, yakni adanya kelainan di otot jantung (miokardium) baik dari segi struktur maupun fungsi. Penyakit ini dibedakan menjadi kardiomiopati primer dan sekunder.

Tindakan Medis Yang Bisa Dilakukan Dokter Bedah Toraks dan Kardiovaskular

Guna menentukan jenis pembedahan yang sesuai dengan gangguan kesehatan yang diderita pasien, maka seorang dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular perlu melakukan serangkaian pemeriksaan berupa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Apabila memungkinkan, dokter bedah ini juga menelusuri riwayat penyakit pasien dan melakukan wawancara medis guna mendukung diagnosis yang akan ditegakkan. Beberapa pemeriksaan penunjang seperti rontgen dada, CT scan, MRI, angiografi, tes darah, tes urin, ekokardiografi, biopsi jantung, hingga USG Doppler bisa dilakukan untuk memperjelas kondisi pasien sebelum menjalani operasi.

Dari serangkaian pemeriksaan tersebut, dokter akan menentukan metode bedah yang tepat dalam mengembalikan fungsi organ di area dada. Dokter ini juga bisa memberikan beberapa penanganan non-bedah dengan memberi obat-obatan dan saran mengubah gaya hidup terlebih dahulu. 

Dalam melakukan pembedahan, dokter bedah toraks dan kardiovaskular dapat melakukan pembedahan dengan metode sayatan besar, maupun dengan invasif minimal. Perkembangan teknologi memungkinkan dilakukannya bedah invasif minimal yang lebih cepat masa pemulihan pascaoperasi dan minim risiko. Selain itu, dokter bedah toraks dan kardiovaskular dapat melakukan beberapa prosedur bedah seperti:

  • Prosedur kateterisasi jantung.
  • Prosedur operasi katup jantung.
  • Transplantasi organ jantung ataupun paru-paru.
  • Pemasangan pacemaker atau alat pacu jantung.
  • Pengangkatan kista, kanker, atau tumor di paru-paru
  • Prosedur operasi terkait kelainan bentuk dinding dada.
  • Prosedur operasi pada organ paru-paru seperti pneumonektomi, lobektomi ataupun wedge resection.
  • Prosedur membuka penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah jantung (angioplasti koroner).
  • Prosedur operasi pembuluh darah jantung, yang meliputi operasi bypass jantung (Coronary Artery Bypass Graft) dan operasi aorta.

Kapan Harus Berobat ke Dokter Bedah Toraks dan Kardiovaskular

Mengingat pentingnya organ yang berada di rongga dada seperti jantung dan paru-paru, maka kondisi gawat darurat yang menyerang dua organ tersebut harus ditangani secara cepat dan tepat, khususnya pada kasus cedera maupun serangan jantung.

Bagi penderita penyakit kronis seputar jantung dan paru-paru yang memerlukan pembedahan, juga bisa mendapat rujukan dari dokter spesialis jantung, spesialis paru, dokter umum, maupun spesialis penyakit dalam.

Selain itu, Anda disarankan untuk segera berkonsultasi pada dokter apabila mengalami berbagai gejala sebagai berikut, terlebih jika berlangsung dalam waktu lama. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai seperti:

  • Tubuh terasa lelah berkepanjangan.
  • Terasa nyeri atau tidak nyaman di area dada.
  • Muncul keringat dingin tanpa sebab yang jelas.
  • Terasa sesak saat bernapas atau kesulitan bernapas.
  • Debar jantung yang cepat tanpa disertai aktivitas fisik berat.
  • Terasa nyeri dari dada hingga ke area rahang, leher, bahu, atau punggung.

Sebarkan info ini: