Daftar Dokter Bedah Saraf di Dalam & Luar Negeri

Dokter Spesialis Bedah Saraf

Dalam menangani penyakit dan gangguan kesehatan kepada saraf, tidak sepenuhnya bisa diatasi dengan memberikan pengobatan lewat obat-obatan. Tindakan medis seperti bedah atau operasi kadangkala harus dilakukan guna mencapai kesembuhan pasien. Seseorang yang memiliki kemampuan dalam menangani penyakit terkait saraf lewat pembedahan adalah dokter spesialis bedah saraf atau yang disebut neurosurgeon. 

Seorang dokter bedah saraf memiliki kompetensi tidak hanya dalam melakukan tindakan medis operasi. Namun, juga mampu memberikan diagnosis hingga menentukan jenis pembedahan yang sesuai dengan gangguan kesehatan terkait sistem saraf, yang meliputi otak, saraf tulang belakang, dan saraf tepi (perifer). 

Sistem saraf begitu vital peranannya dalam tubuh manusia, dikarenakan mengatur berbagai fungsi dan cara kerja tubuh mulai dari proses berpikir, bergerak, hingga merasakan berbagai rangsangan.

Meski terdengar mirip, namun dokter spesialis bedah saraf berbeda dengan dokter saraf

Dokter saraf atau neurolog, menangani berbagai masalah kesehatan saraf lewat tindakan medis berupa pemberian obat, terapi, dan metode lain yang tidak melibatkan operasi. Sedangkan, seorang neurosurgeon mengatasi berbagai masalah kesehatan saraf dengan tindakan operasi.

Seiring dengan perkembangan teknologi, praktik bedah saraf juga semakin berkembang dan menyebabkan munculnya teknik dan prosedur yang kian beragam. Salah satunya adalah kemunculan prosedur invasif minimal; metode pembedahan tanpa bedah terbuka dengan bantuan alat bedah mikroskopik dan endoskop, sehingga meminimalisir rasa sakit, trauma, dan mempercepat waktu pemulihan.

Waktu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang dokter spesialis bedah saraf tidaklah sedikit. Seseorang perlu menempuh pendidikan dokter umum terlebih dahulu dan ditambah setidaknya lima tahun untuk menjalani pendidikan spesialis ilmu bedah saraf.

Di Indonesia, dokter bedah saraf bernaung dalam Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI).

Sub-spesialisasi Bedah Saraf

Seiring dengan keberadaan berbagai macam saraf yang ada di tubuh manusia, baik saraf pusat hingga perifer, sub-spesialisasi bedah saraf juga kian beragam. Adanya sub-spesialisasi bedah saraf, memampukan seorang dokter lebih fokus menangani suatu kasus. Berikut adalah beberapa jenis sub-spesialisasi bedah saraf yang ada di Indonesia, yang dibedakan berdasarkan jenis dan lokasi saraf, jenis gangguan kesehatan, maupun rentang usia, yakni:

  • Bedah saraf pediatrik

Sesuai namanya, sub-spesialis bedah saraf pediatrik fokus menangani gangguan saraf pada anak-anak. Kasus yang umum ditemui seperti kelainan bentuk kepala, wajah, kelainan tulang belakang, hidrosefalus, hingga tumor.

  • Bedah saraf onkologi

Sub-spesialis bedah saraf onkologi fokus menangani kasus kanker atau tumor yang menyerang sistem saraf, khususnya daerah otak dan tulang belakang.

  • Bedah saraf fungsional

Sub-spesialis bedah saraf yang fokus menangani gangguan saraf yang mempengaruhi berbagai fungsi tubuh: motorik maupun sensorik. Beberapa yang diatasi seperti epilepsi, carpal tunnel syndrome, cerebral palsy, maupun gangguan kondisi tubuh.

  • Bedah saraf vaskular

Sub-spesialis bedah saraf yang menangani masalah yang berkaitan dengan pembuluh darah di otak, seperti stroke, aneurisma otak, atau malformasi arteri vena.

  • Bedah saraf trauma

Sub-spesialis bedah saraf yang fokus menangani kasus cedera kepala, khususnya bagian otak.

  • Bedah tengkorak

Sub-spesialis bedah saraf yang fokus menangani kelainan dan gangguan di area tengkorak yang disebabkan oleh infeksi maupun tumor.

  • Bedah tulang belakang

Sub-spesialis bedah saraf yang fokus menangani gangguan saraf di tulang belakang seperti saraf terjepit. Umumnya permasalahan saraf yang melibatkan tulang belakang terjadi pada pasien berusia lanjut.

Penyakit Yang Ditangani Dokter Bedah Saraf

Ada beberapa penyakit terkait sistem saraf yang perlu ditangani lewat pembedahan, seperti:

  • Stroke
  • Aneurisma otak atau kondisi pembuluh darah yang pecah di otak
  • Kanker atau tumor di area saraf pusat (otak dan tulang belakang), maupun tengkorak
  • Malformasi tulang belakang
  • Saraf terjepit
  • Cedera di daerah yang rawan mengganggu sistem saraf seperti tulang belakang, leher, ataupun kepala
  • Peradangan tulang belakang
  • Abses otak
  • Meningitis
  • Spina bifida
  • Hidrosefalus
  • Epilepsi
  • Parkinson
  • Carpal Tunnel Syndorme
  • Herniasi otak
  • Multipel sklerosis
  • Cerebral palsy
  • Nyeri saraf

Tindakan Medis Yang Bisa Dilakukan Dokter Bedah Saraf

Seperti dokter pada umumnya, dokter bedah saraf akan menelusuri riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter bedah saraf biasanya juga bekerja sama dengan dokter neurologi maupun ortopedi, yang bisa memberikan diagnosis awal dan memberikan saran terkait masalah kesehatan yang membutuhkan pembedahan.

Perlu diingat bahwa bedah saraf merupakan prosedur medis yang dilakukan untuk diagnosis dan mengobati penyakit terkait sistem saraf lewat tindakan operasi. Saraf yang bisa dibedah tidak hanya yang berada di daerah otak, namun juga saraf tepi/perifer yang menyebar di berbagai bagian tubuh.

Sebelum melakukan pembedahan, dokter bedah saraf bisa menyarankan pasien untuk melakukan beberapa tes penunjang seperti tes urin, analisis cairan otak, tes darah, maupun tes pencitraan. Seringkali dokter bedah saraf menyarankan pasien untuk menjalani Elektroensefalografi (EEG) atau pemeriksaan aktivitas aliran listrik di otak.

Selain itu, dokter bedah saraf juga akan membantu pasien dalam menentukan obat bius atau anastesi yang digunakan saat operasi berlangsung. Umumnya ada tiga jenis anastesi yang digunakan saat operasi, yakni bius total, regional, atau lokal. Tiap jenisnya memiliki kadar yang berbeda dalam menahan rasa sakit dan mencegah refleks saraf selama operasi. Pasien yang hendak menerima tindakan operasi juga harus melaporkan konsumsi obat yang berpotensi mengencerkan darah atau memiliki gangguan pembekuan darah guna menghindari komplikasi.

Terdapat beberapa tindakan yang bisa dilakukan oleh dokter bedah saraf, antara lain:

  • Kraniotomi atau bedah otak, yakni prosedur bedah yang membuka serta mengangkat sedikit bagian tulang tengkorak (bone flap) guna menangani gangguan pada otak. Umumnya dilakukan guna membuang abses otak, memperbaiki tengkorak, mengambil gumpalan darah, maupun mengangkat tumor.
  • Awake brain surgery (AWS), yakni salah satu jenis kraniotomi yang menggunakan obat bius lokal dan obat penenang sehingga pasien masih dalam keadaan sadar. Prosedur bedah ini umumnya digunakan untuk menyembuhkan epilepsi maupun tumor otak, serta pembedahan daerah otak yang dekat dengan pusat penglihatan, pusat pergerakan anggota tubuh, dan pusat berbicara.
  • Neuroendoskopi, yakni prosedur bedah yang dilakukan tanpa membuka tulang tengkorak karena adanya endoskop yang dimasukkan lewat hidung atau mulut.
  • Stereotactic radiosurgery (SRS), yakni prosedur bedah saraf yang agak berbeda, karena menggunakan radiasi yang ditujukan pada bagian otak tertentu tanpa adanya irisan kulit. SRS adalah radiasi yang digunakan untuk mematikan sel tumor yang tumbuh di otak.
  • Microsurgery atau bedah mikro, yakni pembedahan yang dibantu dengan mikroskop guna memberi visualisasi saraf yang lebih jelas. Umumnya dilakukan untuk memperbaiki saraf tepi yang mengalami kerusakan.
  • Deep brain stimulation, yakni pembedahan pada otak yang disertai pemasangan elektroda pada area tertentu.
  • Pasien yang hendak menerima tindakan operasi juga harus melaporkan konsumsi obat yang berpotensi mengencerkan darah atau memiliki gangguan pembekuan darah guna menghindari komplikasi.
  • VP Shunt surgery, yakni pembedahan guna mengeluarkan cairan otak yang berlebih dengan memasangkan selang khusus, yang sering diterapkan pada kasus hidrosefalus.

Kapan Harus Berobat ke Dokter Bedah Saraf

Apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat, gangguan pada sistem saraf dapat berakibat fatal bagi tubuh. Gangguan kesehatan saraf yang membutuhkan pembedahan umumnya merupakan penyakit yang beresiko, karena tidak mampu ditanggulangi dengan obat-obatan. Agar Anda lebih waspada, berikut beberapa gejala yang patut Anda ketahui supaya dapat segera menemui dokter bedah saraf:

  • Mengalami sakit kepala berat yang terus menerus dan tidak sembuh dengan obat pereda sakit.
  • Mengalami muntah tanpa adanya rasa mual.
  • Berada dalam kondisi koma.
  • Cedera kepala berat dan mengalami pingsan.
  • Kejang-kejang.
  • Kelumpuhan pada anggota tubuh.
  • Hilangnya kemampuan sensorik atau mati rasa.
  • Tremor yang tidak terkendali dan berlangsung lama.
  • Penurunan daya ingat atau sulit menyimpan memori.
  • Terasa nyeri yang tak kunjung hilang, yang diduga karena adanya gangguan saraf.

Sebarkan info ini: