Daftar Dokter Bedah Plastik di Dalam & Luar Negeri

Dokter Spesialis Bedah Plastik

Dokter spesialis bedah plastik selama ini selalu diidentikan dengan operasi kecantikan yang mengubah bentuk tubuh seseorang supaya lebih menarik. Padahal, bedah plastik dan bedah kosmetik/operasi kecantikan adalah hal yang berbeda dari segi fungsi dan tujuan.

Dalam ilmu kedokteran, bedah plastik merupakan cabang ilmu yang fokus mendalami perihal pemulihan dan perbaikan jaringan atau kulit yang rusak, akibat kecelakaan ataupun cacat bawaan. Sedangkan bedah kosmetik menggunakan prosedur, teknik, dan prinsip yang ditujukan guna mempercantik penampilan pasien.

Oleh sebab itu, bedah plastik dibedakan menjadi dua tipe yakni bedah plastik rekonstruksi dan bedah plastik kecantikan. Bedah plastik rekonstruksi (reconstruction surgery) dilakukan untuk memperbaiki tubuh yang rusak seperti yang umumnya terjadi pada kasus kecelakaan, cacat bawaan (bentuk muka yang tidak normal atau bibir sumbing), tulang muka yang rusak atau patah, kelainan telinga, bekas luka parut atau luka bakar, cacat pascaoperasi, hingga memperbaiki bagian tubuh yang putus.

Sedangkan bedah plastik kecantikan (cosmetic surgery) dilakukan guna mempercantik bagian tubuh yang dirasa kurang ideal. Tindakan medis ini biasanya dilakukan dalam bentuk melebarkan kelopak mata, membuat lipatan kelopak mata, menghilangkan kantung mata, memancungkan hidung, mengubah bentuk payudara, mengubah bentuk rahang, mengubah bentuk bibir, sedot lemak dan berbagai tindakan lain guna meningkatkan penampilan pasien.

Dari segi penamaan, banyak yang mempertanyakan mengapa bedah plastik disebut demikian? Padahal tidak ada bahan plastik yang digunakan saat menjalani prosedur medis tersebut. Kata plastik yang digunakan ternyata berasal dari bahasa Yunani yakni “plastikos” yang didefinisikan sebagai “membentuk” atau “mencetak”. Kata ini kemudian digunakan untuk menjelaskan tujuan bedah plastik sebagai tindakan untuk “membentuk” kembali tubuh yang rusak akibat kecelakaan maupun cacat bawaan.

Prosedur bedah plastik tertua yang pernah dicatat sejarah dilakukan pada abad 16 oleh Gaspare Tagliacozzi, yakni tabib asal Italia yang melakukan transplantasi kulit dari lengan bagian dalam guna memperbaiki hidung pasien yang cacat.

Di Indonesia, dokter bedah plastik dapat dikenali lewat gelar Sp.BP. Dokter bedah plastik yang terpercaya umumnya juga bergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetika Indonesia (PERAPI).

Sub-spesialisasi Dokter Bedah Plastik

sub spesialisasi dokter bedah plastik

Bedah plastik, layaknya ilmu kedokteran lainnya juga memiliki beberapa subspesialisasi yang lebih spesifik menangani pembedahan. Beberapa jenisnya yakni:

  • Konsultan luka bakar, yakni sub-spesialis bedah plastik yang fokus menangani kasus terkait kerusakan tubuh atau kulit akibat luka bakar. Kerusakan yang ditimbulkan oleh luka bakar dan memerlukan penanganan dokter bedah plastik biasanya tergolong berat dan serius.
  • Konsultan luka dan onkoplasti, yakni sub-spesialis bedah plastik yang fokus menangani kasus terkait luka dan pemulihan jaring tubuh pascaoperasi, baik operasi pengangkatan tumor atau kanker. Salah satu yang ditangani misalnya rekonstruksi payudara pascaoperasi pengangkatan kanker.
  • Konsultan bedah mikro (microsurgery), yakni sub-spesialis bedah plastik yang fokus menangani pembedahan saraf atau pembuluh darah kecil yang dibantu oleh bantuan mikroskop.
  • Konsultan genitalia eksternal, yakni sub-spesialis bedah plastik yang fokus menangani perbaikan bentuk dan fungsi organ seksual perempuan, seperti perbaikan produk labia, vaginoplasti, atau rekonstruksi selaput dara.
  • Konsultan bedah wajah (kraniofasial), yakni sub-spesialis bedah plastik yang fokus menangani kasus kelainan bentuk wajah yang umumnya disebabkan cacat bawaan sejak lahir (kongenital). Dokter bedah kraniofasial ini mampu memperbaiki bentuk kepala, wajah, rahang, tengkorak, serta bagian lain pada wajah.
  • Konsultan bedah tangan, yakni sub-spesialis bedah plastik yang fokus menangani kasus bedah pada daerah tangan, seperti memperbaiki jari dan tangan yang disfungsional akibat cedera, rematik, infeksi, hingga cacat bawaan.
  • Konsultan estetika, yakni sub-spesialis bedah plastik yang fokus menangani pembedahan dengan tujuan estetika atau terlihat lebih menarik. Bedah plastik dalam subspesialisasi ini biasa menangani berbagai bedah kecantikan.

Penyakit dan Kondisi yang Bisa Ditangani Dokter Spesialis Bedah Plastik

penyakit yang ditangani dokter bedah plastik

Seiring dengan beragamnya sub-spesialisasi bedah plastik, penyakit dan kondisi yang bisa ditangani oleh dokter bedah plastik juga bermacam-macam. Beberapa di antaranya adalah:

  • Penyakit kanker, umumnya kanker kulit dan kanker payudara.
  • Bekas luka parah yang menyebabkan disfungsi bagian tubuh tertentu.
  • Luka bakar derajat 3 (full thickness burn), yang disebabkan oleh panas, radiasi, bahan kimia, cairan, uap panas, atau sengatan listrik.
  • Munculnya bekas luka yang mengganggu penampilan atau fungsi tubuh.
  • Bibir sumbing, jenis kelamin ganda, dan cacat bawaan lainnya.
  • Kerusakan bagian tubuh atau cacat akibat cedera.
  • Memperbaiki jaringan yang rusak di sekitar pengangkatan kanker.
  • Face-off
  • Luka akibat penyakit kronis seperti diabetes.
  • Menyambung kembali pembuluh darah.

Tindakan Medis Yang Bisa Dilakukan Dokter Spesialis Bedah Plastik

Untuk memberikan tindakan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien, dokter bedah plastik seperti dokter lainnya akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu dan memberikan konsultasi. Mengetahui riwayat kesehatan pasien juga amat penting, mengingat kemungkinan komplikasi atau pun alergi pasien terhadap obat anestesi.

Dalam bidang bedah plastik, ada beberapa prosedur yang bisa dilakukan oleh dokter yakni:

  • Prosedur peregangan jaringan (tissue expansion), yakni meregangkan jaringan kulit sehingga tubuh akan menumbuhkan jaringan kulit baru dengan cepat, yang akan digunakan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
  • Prosedur cangkok kulit, yakni prosedur yang mengambil jaringan kulit sehat dan dicangkokkan pada bagian tubuh yang perlu diperbaiki.
  • Prosedur flap surgery, yakni prosedur yang hampir serupa dengan cangkok kulit namun jaringan diambil beserta pembuluh darah.
  • Prosedur microsurgery, yakni prosedur pembedahan yang dibantu dengan bantuan mikroskop untuk memperbaiki saraf halus di tubuh pasien yang rusak.

Kapan Harus Berobat ke Dokter Spesialis Bedah Plastik?

Bedah plastik merupakan tindakan medis yang dilakukan berdasarkan faktor situasional. Misalnya, pasien yang mengalami kecelakaan akan membutuhkan bedah plastik apabila mengalami kerusakan tubuh yang berat sehingga membutuhkan rekonstruksi. Seperti pada kasus kecelakaan lalu lintas yang memerlukan penyambungan kembali bagian tubuh yang putus maupun luka bakar berat yang merusak jaringan kulit pasien.

Bedah plastik juga bisa dilakukan saat pasien memerlukan perbaikan pascaoperasi, karena luka bekas operasi menyebabkan keloid ataupun bekas parut. Meski begitu, pada kasus cacat bawaan bedah plastik dibutuhkan untuk memperbaiki fungsi tubuh yang disfungsional seperti bibir sumbing, jari berselaput, atau bagian tubuh lain yang memerlukan perbaikan supaya bisa digunakan secara normal.

Sedangkan bedah plastik kecantikan, meski tidak bertujuan untuk memperbaiki bagian tubuh yang rusak, namun perlu dilakukan secara teliti dan penuh pertimbangan. Dalam beberapa kasus, hasil bedah kecantikan bisa terjadi di luar prediksi sehingga membutuhkan pembedahan lanjutan. Oleh sebab itu, diperlukan konsultasi yang mendalam kepada dokter bedah untuk mengetahui seperti apa sayatan yang dilakukan hingga risiko yang bisa terjadi pascaoperasi.

Risiko Bedah Plastik

risiko bedah plastik

Bagi Anda yang berencana melakukan bedah plastik, baik untuk tujuan rekonstruksi maupun kecantikan, ada baiknya Anda memperhatikan beberapa risiko yang bisa terjadi pasca menjalani bedah plastik. Risiko bedah plastik juga semakin tinggi bagi pasien penderita penyakit darah tinggi, diabetes, jantung, paru-paru, kolesterol tinggi, hingga gangguan darah seperti darah yang terlalu kental, terlalu encer, atau sulit membeku. Konsultasi dibutuhkan untuk mengurangi munculnya komplikasi.

Beberapa risiko yang bisa terjadi setelah menjalani bedah plastik, antara lain:

  • Kerusakan saraf yang bisa menyebabkan kurang pekanya saraf hingga mati rasa.
  • Muncul Infeksi atau luka di sekitar atau pada area tubuh yang dibedah.
  • Bekas luka yang tidak kunjung sembuh dan hilang.
  • Terjadi pendarahan pascaoperasi.
  • Terjadi hematoma, yakni kumpulan atau penggumpalan darah di area tubuh yang dibedah.

Sebarkan info ini: