Schizophrenia

Daftar Isi

Schizophrenia adalah kondisi kesehatan mental jangka panjang yang cukup parah. Penderita schizophrenia biasanya melihat kenyataan dengan tidak normal. Kondisi ini menyebabkan gejala psikologis yang berbeda-beda, mencakup halusinasi, rasa takut berlebih, dan paranoia. 

Umumnya, para ahli menggambarkan kondisi schizophrenia sebagai jenis psikosis, yaitu kelainan jiwa dengan disintegrasi kepribadian dan gangguan kontak dengan kenyataan. Artinya, penderita schizophrenia tidak selalu bisa membedakan pikiran mereka sendiri dengan kenyataan yang terjadi.

Orang dengan kondisi schizophrenia membutuhkan perawatan seumur hidup. Perawatan biasanya dibantu oleh psikiater yang mengevaluasi gejala, melakukan tes, dan menilai riwayat medis pasien. 

Perawatan dini dapat membantu mengendalikan gejala yang dialami pasien sebelum berkembang menjadi komplikasi yang serius.

Butuh rekomendasi, buat janji dokter atau cek kisaran biaya?​

Pakai layanan gratis Smarter Health.

Penyebab Schizophrenia

Penyebab schizophrenia tidak diketahui secara pasti. Namun, sebagian besar ahli percaya bahwa kondisi ini disebabkan oleh kombinasi dari faktor genetik dan faktor lingkungan. 

Banyak gen yang mempengaruhi peluang seseorang terkena schizophrenia. Menurut dokter, tidak hanya ada satu gen schizophrenia dalam tubuh penderita. Kondisi ini dapat terjadi pada orang-orang yang mengalami mutasi atau perubahan genetik di dalam tubuhnya. 

Meski begitu, belum ada penelitian yang bisa menjelaskan bagaimana perubahan genetik mempengaruhi peluang terkenanya schizophrenia secara keseluruhan dan mengapa hal tersebut bisa terjadi. 

Kondisi schizophrenia lebih mungkin terjadi apabila perubahan genetik dibarengi dengan faktor lingkungan, seperti terpapar infeksi virus sebelum dilahirkan. Konsumsi obat-obatan tertentu sejak usia dini juga dapat meningkatkan peluang terkena schizophrenia. 

Pada penderita schizophrenia, terjadi kelainan struktur dan fungsi otak berupa:

  • Koneksi antara sel-sel otak lebih sedikit.
  • Ruang pada otak yang disebut ventrikel bervolume lebih besar.
  • Bagian otak yang berhubungan dengan memori berukuran lebih kecil.

Berdasarkan kelainan struktur otak tersebut, para ahli menyimpulkan bahwa penderita schizophrenia memiliki struktur otak yang sudah berbeda sejak lahir. Mereka juga cenderung memiliki perbedaan dalam kandungan kimia di dalam otak atau yang disebut neurotransmiter. 

Konsultasi Dokter Spesialis Tentang Schizophrenia

Pasien penderita kondisi schizophrenia bisa melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kejiwaan atau psikiater. Biasanya, dokter akan melakukan diagnosis apabila:

  • Pasien mengalami gejala delusi, halusinasi, gangguan emosi, dan gejala negatif lainnya selama lebih dari satu bulan.
  • Gejala yang dialami memiliki dampak signifikan pada kemampuan untuk bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari.

Dalam mendiagnosis kondisi schizophrenia, dokter perlu melakukan serangkaian tes pemeriksaan untuk mengesampingkan kemungkinan kondisi kesehatan mental lainnya. Pemeriksaan tersebut terdiri atas:

  • Pemeriksaan fisik untuk mengetahui kondisi kesehatan fisik pasien.
  • Tes pencitraan untuk mendeteksi pengaruh alkohol dan obat-obatan pada tubuh pasien. Tes pencitraan dapat berupa MRI atau CT scan.
  • Evaluasi kejiwaan, dilakukan oleh psikiater atau ahli kesehatan jiwa dengan mengamati perilaku pasien. Pengamatan juga melibatkan diskusi tentang keluarga dan sejarah pribadi.
  • Diagnosis kriteria schizophrenia, dilakukan oleh dokter ahli kesehatan jiwa dengan mengukur kondisi pasien berdasarkan panduan manual kesehatan mental.

Sebelum berkonsultasi pada dokter, pasien schizophrenia dianjurkan untuk membuat daftar mengenai gejala yang dialami, baik yang yang disadari atau tidak. Dalam hal ini, pasien membutuhkan panduan dari keluarga atau orang terdekat. 

Gejala Schizophrenia

Kondisi schizophrenia berkembang secara perlahan seiring berjalannya waktu. Pada tahap awal, gejala dari kondisi ini mungkin akan sulit dideteksi.

Gejala schizophrenia pada setiap penderita mungkin bisa berbeda-beda. Secara umum, gejalanya meliputi:

  • Gejala negatif, kurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara normal, seperti menjaga kebersihan pribadi dan bersosialisasi.
  • Pikiran tak teratur, disimpulkan dari ucapan yang berantakan dan tidak terstruktur. Komunikasi menjadi terganggu.
  • Perilaku motorik tidak normal, seperti menolak instruksi, kurang respon, sikap yang aneh, dan melakukan gerakan-gerakan tanpa tujuan secara berlebihan.
  • Delusi, yaitu keyakinan yang salah atau tidak didasarkan pada kenyataan, seperti keyakinan bahwa diri sendiri adalah sosok yang terkenal atau tersinggung karena merasa dilecehkan. Gejala ini termasuk gejala yang paling sering terjadi pada penderita schizophrenia.  
  • Halusinasi, yaitu melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada. Halusinasi sebenarnya hal yang tidak berbahaya, namun pada penderita schizophrenia, halusinasi ini terjadi dengan sangat kuat. Biasanya, halusinasi bisa terjadi sebagai dampak dari pengalaman normal.

Cara Mengobati Schizophrenia

Pasien penderita schizophrenia perlu melakukan pengobatan seumur hidup, bahkan setelah gejala mereda. Upaya pengobatan yang paling umum dilakukan berupa konsumsi obat-obatan dan terapi psikososial. 

Dalam kasus schizophrenia yang cukup parah, pasien mungkin harus menjalani rawat inap di rumah sakit.

Obat antipsikotik menjadi obat yang paling sering diresepkan untuk penderita schizophrenia. Obat ini dipercaya mampu mengendalikan gejala dan mempengaruhi neurotransmitter pada otak.

Selain obat antipsikotik, dokter mungkin juga akan meresepkan obat antidepresan atau obat gangguan kecemasan. 

Konsumsi obat schizophrenia perlu dilakukan dalam jangka panjang atau seumur hidup. Oleh sebab itu, dokter akan terus memantau kondisi pasien untuk memastikan obat-obatan yang dikonsumsi tidak membahayakan kesehatan fisik penderita. Setelah beberapa minggu, dokter akan menilai gejala pasien dan memberikan obat dengan dosis yang berbeda.

Pengobatan dengan konsumsi obat-obatan perlu diimbangi dengan pengobatan melalui terapi. Terapi yang paling umum dilakukan adalah terapi sosial. Biasanya, terapi ini akan dimulai beberapa minggu setelah pasien mulai mengonsumsi obat.

Terapi bagi pasien penderita schizophrenia berupa:

  • Rehabilitasi pekerjaan, dilakukan dengan tujuan membantu pasien dalam mempersiapkan, menemukan, dan mempertahankan pekerjaan.
  • Terapi individu, bertujuan untuk menormalkan kembali pola pikir pasien serta belajar mengendalikan stres dan mengidentifikasi kemunculan gejala.
  • Terapi keluarga, ditujukan kepada para anggota keluarga dari pasien penderita schizophrenia agar memiliki dukungan dan edukasi tentang cara menghadapi pasien.
  • Pelatihan keterampilan sosial, berfokus pada peningkatan komunikasi serta kemampuan pasien untuk melakukan interaksi sosial. Terapi ini bertujuan agar pasien bisa kembali berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari secara normal.

Estimasi Biaya Pengobatan Schizophrenia

Biaya pengobatan schizophrenia berbeda-beda, tergantung pada gejala yang dialami, usia pasien, serta metode pengobatan yang dilakukan.

Mencegah Schizophrenia

Kondisi schizophrenia bisa terjadi dengan sendirinya karena adanya kelainan struktur otak. Tidak diketahui dengan pasti apa penyebab dari kelainan ini, sehingga tak ada upaya pencegahan khusus yang bisa dilakukan untuk terhindar dari schizophrenia.

Orang-orang dalam golongan faktor resiko mungkin bisa mengantisipasi kondisi ini. Faktor resiko tersebut meliputi:

  • Memiliki keluarga atau orang tua yang memiliki riwayat schizophrenia.
  • Memiliki masalah pada sistem kekebalan tubuh, seperti penderita penyakit autoimun dan radang.
  • Konsumsi obat yang berdampak pada kemampuan berpikir selama masa remaja dan dewasa muda.
  • Komplikasi kehamilan dan kelahiran, seperti kekurangan gizi atau terpapar oleh infeksi virus dan zat kimia berbahaya.

Perawatan Pasien Schizophrenia di Rumah

Perawatan pasien schizophrenia di rumah perlu didukung oleh anggota keluarga atau orang-orang terdekat yang sehari-harinya melakukan aktivitas harian bersama penderita. 

Apabila pasien diobati sejak dini, gejala yang dialami mungkin akan segera membaik. Untuk itu, keluarga pasien dianjurkan untuk:

  • Menghindari konsumsi alkohol.
  • Mengedukasi diri mengenai schizophrenia.
  • Bergabung dengan komunitas dan terapi keluarga schizophrenia.

Sebarkan info ini:

Tinggalkan komentar