Obsessive Compulsive Disorder 

Daftar Isi

Obsessive Compulsive Disorder atau OCD merupakan salah satu jenis penyakit mental yang ditandai dengan pemikiran obsesif dan perilaku kompulsif yang berulang. 

OCD bisa terjadi pada siapa saja, baik itu pria, wanita, orang dewasa, anak-anak, atau pun remaja. Biasanya, OCD muncul saat anak-anak beranjak remaja tau pada masa pubertas. 

Obsesi dan perilaku kompulsif pada penderita OCD dapat melibatkan berbagai hal berbeda, misalnya ketertiban, kebersihan, pemikiran mengganggu tentang seks, agama, kekerasan, dan bagian tubuh.

Meski OCD tidak berbahaya, namun gejalanya bisa merugikan dan mengganggu kelangsungan aktivitas sehari-hari. Terapi dan perawatan yang tepat bisa membantu penderita sembuh dari OCD. 

Butuh rekomendasi, buat janji dokter atau cek kisaran biaya?​

Pakai layanan gratis Smarter Health.

Penyebab Obsessive Compulsive Disorder

Hingga saat ini, belum ada penelitian yang mampu secara spesifik menyebutkan penyebab seseorang mengalami gejala OCD. Berdasarkan analisis dari penderita OCD selama ini, ada banyak faktor campuran yang bisa menyebabkan seseorang menjadi OCD. Faktor-faktor tersebut antara lain:

  • Riwayat keluarga. OCD bisa bersifat genetik. Apabila seorang anggota keluarga mengalami OCD, anggota keluarga lainnya memiliki potensi untuk menderita kondisi yang serupa.
  • Kelainan pada otak. Beberapa pengidap OCD memiliki aktivitas yang luar biasa tinggi di area tertentu pada otak. Situasi ini disebut juga dengan rendahnya kadar zat kimia yang disebut serotonin. 
  • Pengalaman hidup. Banyak orang penderita OCD pernah mengalami pengalaman tertentu dalam hidupnya, misalnya mengalami penindasan, kekerasan, atau diabaikan. Dalam beberapa kasus, OCD juga muncul setelah mengalami peristiwa penting seperti melahirkan dan duka cita. 
  • Kepribadian. Orang-orang dengan kepribadian yang rapi dan teliti lebih berpotensi mengalami OCD. Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang dengan tingkat kecemasan tinggi dan rasa tanggung jawab besar. 

Faktor-faktor di atas merupakan penyebab yang melatarbelakangi beberapa pasien terserang OCD. Akan tetapi, hingga kini, dokter masih belum yakin tentang penyebab pasti OCD.

Konsultasi Dokter Spesialis Tentang Obsessive Compulsive Disorder

OCD bisa ditangani oleh dokter spesialis kesehatan jiwa atau psikiater. Tidak seperti penyakit lainnya, OCD merupakan gejala penyakit mental. Akibatnya, banyak penderita OCD yang merasa malu dan ingin segera menyembuhkan diri. 

Konsultasi dokter tidak harus langsung dilakukan dengan spesialis kejiwaan. Pertama-tama, pasien bisa berkonsultasi pada dokter umum terlebih dahulu. Setelah memastikan gejala dan kondisi penderita, dokter umum akan mengarahkan pasien pada spesialis kejiwaan. 

Psikiater akan membantu memastikan bagaimana pasien bisa mengalami OCD dan apa pemicunya. Setelah itu, psikiater juga akan memastikan apakah pasien memiliki riwayat penyakit medis lainnya yang memiliki pengaruh pada kemunculan OCD. 

Selain spesialis kejiwaan, perawatan OCD juga bisa dilakukan dengan layanan terapi psikologis. 

Gejala Obsessive Compulsive Disorder

Penderita OCD biasanya memiliki pemikiran yang obsesif dan perilaku kompulsif secara terus menerus. Pikiran obsesif dan perilaku kompulsif adalah dua hal yang berbeda. Terkadang, penderita OCD memiliki pemikiran obsesif, tetapi belum tentu berperilaku kompulsif, demikian pula sebaliknya. 

  • Obsesi adalah gambaran, pikiran, atau dorongan yang tidak diinginkan dan tidak menyenangkan yang berulang kali memasuki pikiran. Pikiran tersebut menimbulkan rasa cemas, rasa jijik, atau perasaan tidak nyaman. 
  • Kompulsif merupakan perilaku berulang atau tindakan mental yang bagi penderita dirasa perlu untuk dilakukan. Apabila tindakan tersebut dilakukan, penderita merasa lebih tenang dan perasaan tidak enak dapat diringankan sementara. Perilaku ini dipicu oleh pikiran obsesif. 

Sebagai contoh, seseorang yang memiliki obsesi rasa takut pada pencurian akan merasa perlu memeriksa jendela dan pintu sudah terkunci sampai berkali-kali sebelum mereka meninggalkan rumah. 

Wanita berpotensi mengalami OCD saat menjalani masa kehamilan atau setelah bayi lahir. Obsesi termasuk dalam kekhawatiran akan membahayakan bayi dan tidak berhasil mensterilkan botol susu dengan benar. Kompulsi bisa  berupa berulang kali memeriksa bayi bernafas. 

Cara Mengobati Obsessive Compulsive Disorder

Ada beberapa upaya pengobatan OCD yang bisa membantu penderita menjalani aktivitas sehari-hari menjadi lebih mudah dan ringan:

  • Terapi psikologis. Terapi OCD umumnya berupa terapi kognitif perilaku, yaitu salah satu jenis psikoterapi yang mengombinasikan terapi kognitif dan terapi perilaku. Terapi ini bisa membantu penderita OCD untuk menghadapi ketakutan dan pikiran negatif tanpa bersifat kompulsif.
  • Konsumsi obat-obatan. Mengonsumsi obat-obatan seperti antidepresan bisa menjadi salah satu cara mengobati OCD. Jenis antidepresan yang digunakan untuk penderita OCD disebut Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI). Obat jenis SSRI ini dapat membantu mengubah keseimbangan kadar kimia pada otak penderita. 
  • Terapi paparan dan  pencegahan respons. Terapi jeni sini dilakukan dengan memaparkan penderita pada hal-hal yang membuatnya cemas secara perlahan. Terapi ini bisa dilakukan baik secara individu maupun berkelompok. 

Baik terapi maupun konsumsi obat-obatan memakan waktu yang cukup lama untuk menyembuhkan OCD. Pasien OCD dan orang-orang di sekitarnya harus sabar dan bersedia membantu melewati proses pengobatan tersebut, supaya pasien bisa sembuh dengan sempurna. 

Ada beberapa efek samping dari konsumsi obat-obatan untuk menyembuhkan OCD, seperti rasa mual, mulut kering, dan rasa ingin bunuh diri. Hal-hal tersebut dapat dihindari dengan terapi yang baik dan dukungan dari orang terdekat. 

Estimasi Biaya Pengobatan Obsessive Compulsive Disorder

Pengobatan OCD berbeda-beda, tergantung dengan metode penyembuhan dan seberapa lama durasi penderita dalam masa penyembuhan.

Mencegah Obsessive Compulsive Disorder

Hingga saat ini, belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan seseorang bisa mengidap gejala OCD. Gejala yang diderita setiap pasien pun berbeda-beda. Oleh sebab itu, tidak diketahui dengan pasti juga apa upaya pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah OCD. 

Cara paling mudah yang bisa dilakukan untuk mencegah OCD adalah dengan menghindari hal-hal yang bisa memicu kambuhnya gejala OCD. Penderita tentu mengenal apa hal yang menimbulkan pemikiran obsesif dan membuat dirinya bersikap kompulsif. Menghindari hal-hal pemicu adalah cara paling aman untuk mencegah OCD.

Penderita OCD yang masih anak-anak atau remaja umumnya belum bisa mengenal faktor pemicu OCD mereka dengan baik. Bantuan dari orang tua dan guru diperlukan untuk menghindarkan anak dari faktor pemicu OCD. 

Perawatan Pasien OCD di Rumah

OCD merupakan kondisi penyakit mental. Perawatannya membutuhkan perhatian berbeda dibandingkan dengan penyakit fisik lainnya. 

Bagi penderita OCD, penting untuk rutin mengonsumsi makanan sehat yang enak dan bisa meningkatkan suasana hati. Saat lapar, kadar gula dalam tubuh merendah. Akibatnya, seseorang menjadi lebih mudah merasa kesal dan marah. 

Ingatlah untuk selalu mengonsumsi makanan yang enak dan sehat tepat waktu untuk menjaga suasana hati tetap nyaman dan tidak memicu munculnya gejala OCD. 

Selain itu, perawatan pasien OCD bisa dilakukan dengan istirahat atau tidur yang cukup. Rasa cemas biasanya membuat seseorang sulit untuk tidur. Akan tetapi, tidur justru menjadi solusi yang paling tepat bagi penderita penyakit mental. 

Buatlah siklus atau jadwal tidur untuk membiasakan diri tidur pada waktu yang tepat dan durasi yang cukup. 

Sebarkan info ini:

Tinggalkan komentar