Epilepsi

Daftar Isi

Apa Itu Epilepsi?

Epilepsi adalah kelainan kronis berupa gangguan sistem saraf pusat (neurologis) akibat aktivitas abnormal di otak yang menyebabkan kejang atau episode perilaku abnormal hingga kehilangan kesadaran. Siapa pun bisa mengalami epilepsi baik pria maupun wanita di semua usia. 

Seseorang didiagnosis mengidap epilepsi jika mereka mengalami dua kali kejang yang tidak ada pemicunya. Gejala kejang yang dialami saat kambuh sangat bervariasi setiap penderita. Sehingga diperlukan pemeriksaan intensif oleh dokter spesialis neurologi untuk mengetahui jenis epilepsi Anda.

Tersedia beberapa opsi pengobatan seperti mengonsumsi obat-obatan, terapi, hingga operasi. Beberapa penderita membutuhkan perawatan seumur hidup untuk bisa mengontrol kejang, tapi bagi penderita lainnya, kejang bisa hilang seiring waktu. Ini kerap terjadi pada anak-anak, karena beberapa anak dapat mengatasi epilepsi seiring bertambahnya usia. 

Butuh rekomendasi, buat janji dokter atau cek kisaran biaya?​

Pakai layanan gratis Smarter Health.

Penyebab Epilepsi

Epilepsi tidak memiliki penyebab yang jelas. Untuk mengetahui penyebabnya diperlukan pemeriksaan oleh dokter terlebih dahulu karena ada banyak faktor yang dapat memengaruhinya, termasuk:

  • Masalah perkembangan, seperti autisme dan neurofibromatosis.
  • Trauma di kepala akibat kecelakaan atau cedera traumatis lainnya.
  • Terinfeksi penyakit menular, seperti meningitis, AIDS, dan virus ensefalitis.
  • Beberapa jenis epilepsi kemungkinan besar terpengaruh dari kondisi genetik yang diturunkan oleh anggota keluarga.
  • Kerusakan pada otak, seperti tumor otak atau stroke. Stroke adalah penyebab utama epilepsi pada yang berusia di atas 35 tahun.
  • Cedera sebelum lahir, karena bayi lebih rentan mengalami kerusakan otak. Ini bisa disebabkan oleh infeksi pada ibu, gizi buruk, atau kekurangan oksigen. Cedera pada otak mengakibatkan epilepsi atau cerebral palsy

Konsultasi Dokter tentang Epilepsi

Dokter akan mendiagnosis kondisi Anda berdasarkan gejala dan riwayat kesehatan Anda. Dokter mungkin akan mengusulkan beberapa tes untuk mendiagnosis epilepsi dan mencari tahu penyebab kejang. Evaluasi ini mungkin termasuk:

  • Pemeriksaan neurologis

Dokter akan menguji perilaku, kemampuan motorik, mental, dan area lain untuk mendiagnosis dan menentukan jenis epilepsi yang Anda alami. 

  • Tes darah

Dokter akan mengambil sampel darah untuk dianalisis. Dari analisis tersebut akan terlihat adanya tanda-tanda infeksi, kondisi genetik, atau kondisi lain yang terkait dengan penyebab kejang. 

  • Tes lainnya

Dokter mungkin juga mengusulkan tes untuk mendeteksi kelainan otak, seperti elektroensefalogram (EEG), CT Scan. MRI, positron emission tomography (PET), dan single-photon emission computerized tomography (SPECT).

Gejala Epilepsi

Karena epilepsi disebabkan oleh aktivitas abnormal di otak, kejang dapat memengaruhi proses apapun yang diproses di otak Anda. Gejala kejang atau epilepsi, di antaranya:

  • Kebingungan.
  • Tatapan kosong.
  • Kehilangan kesadaran.
  • Gejala psikis seperti ketakutan, kecemasan, atau deja vu.
  • Gerakan menyentak yang tidak terkendali pada lengan dan kaki.

Gejala kejang atau epilepsi dapat bervariasi, tergantung jenis kejang yang dialami. Pada kebanyakan kasus, penderita epilepsi kerap mengalami jenis kejang yang sama setiap saat, sehingga gejalanya pun akan serupa dari satu episode ke episode berikutnya.

Cara Mengobati Epilepsi

Pengobatan epilepsi biasanya dimulai dengan mengonsumsi obat-obatan yang dianjurkan oleh dokter. Jika mengonsumsi obat-obatan tidak mempan, dokter mungkin akan mengusulkan tindakan operasi atau jenis pengobatan lainnya. 

Obat-obatan

Dalam banyak kasus, penderita epilepsi bisa sembuh dari kejang dengan mengonsumsi obat anti-kejang, yang juga disebut obat anti-epilepsi. Orang lain mungkin dapat mengurangi frekuensi dan intensitas kejang dengan meminum beberapa jenis obat sekaligus sesuai anjuran dokter.

Untuk menentukan dosis obat, dokter perlu mempertimbangkan beberapa faktor, seperti kondisi kesehatan, usia, frekuensi kejang, dan faktor lainnya. Kemungkinan besar dokter akan meresepkan satu obat dengan dosis yang relatif rendah dan akan meningkatkan dosis secara bertahap sampai kejang dapat terkontrol dengan baik. 

Operasi Epilepsi

Ketika obat-obatan tidak mempan untuk mengontrol kejang, dokter mungkin mengusulkan tindakan operasi. Dengan menjalani operasi epilepsi, dokter bedah akan mengangkat area otak Anda yang menyebabkan kejang. 

Dokter biasanya memutuskan untuk melakukan operasi jika hasil tes menunjukkan bahwa kejang berasal dari area otak kecil. Area tersebut akan dioperasi agar tidak mengganggu fungsi vital, seperti berbicara, mencerna bahasa, fungsi motorik, penglihatan atau pendengaran. 

Meski jarang terjadi, tapi operasi epilepsi dapat menyebabkan komplikasi, seperti mengubah kemampuan berpikir secara permanen. Bicarakan dengan dokter bedah Anda dan cari tahu seberapa tinggi kemungkinan komplikasi pasca operasi epilepsi. 

Terapi

Perawatan alternatif seperti terapi juga bisa menjadi pilihan pengobatan Anda, seperti terapi stimulasi saraf vagus, stimulasi otak dalam, dan diet keto.

Estimasi Biaya Berobat Epilepsi

Ada banyak faktor yang membuat harga berobat epilepsi sangat bervariasi, termasuk rumah sakit pilihan Anda, dokter, metode pengobatan, dan pertimbangan untuk rawat inap di rumah sakit.

Mencegah Epilepsi

Pencegahan epilepsi dapat dilakukan sesuai dengan penyebab yang mendasarinya. Berikut ini beberapa cara mencegah epilepsi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), di antaranya:

Mencegah cedera otak traumatik

Cedera otak traumatik sering menjadi penyebab epilepsi.

  • Berkendara dengan aman. Gunakan sabuk pengaman untuk mobil dan helm untuk sepeda motor. Ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan cedera saat berkendara. 
  • Hati-hati saat melangkah. Jatuh dengan benturan yang keras dapat menyebabkan cedera otak.
  • Segera meminta bantuan dari layanan kesehatan jika mengalami cedera otak traumatik. Mampu melewati masa cedera dengan baik dapat menghindari kemungkinan epilepsi. 

Menerapkan Gaya Hidup Sehat

Mulai sekarang, Anda harus menerapkan hidup sehat untuk menurunkan kemungkinan terkena penyakit jantung dan stroke. Gaya hidup sehat termasuk rajin berolahraga, tidak merokok, dan mengonsumsi makanan sehat. Ini dilakukan untuk mencegah epilepsi di kemudian hari. 

Vaksinasi

Lindungi diri Anda dan keluarga dari penyakit berbahaya. Imunisasi dapat menurunkan kemungkinan Anda terinfeksi virus atau bakteri yang terkadang dapat menyebabkan epilepsi. 

Menjaga Kebersihan

Sistiserkosis adalah infeksi jaringan parasit yang menjadi penyebab epilepsi paling umum di seluruh dunia. Infeksi ini disebabkan oleh parasit yang dapat dicegah dengan menjaga kebersihan, seperti cuci tangan dan mengonsumsi makanan bersih. Sebaiknya lakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan sistiserkosis sejak dini untuk mencegah epilepsi. 

Menjaga Kesehatan Kehamilan

Tips yang terakhir ditujukan untuk ibu hamil. Beberapa masalah selama masa kehamilan dan persalinan dapat menyebabkan epilepsi. Sebaiknya buat rencana perawatan pranatal dengan penyedia layanan kesehatan untuk memastikan kesehatan Anda dan bayi Anda. 

Perawatan Pasien Epilepsi di Rumah 

Metode perawatan pasien epilepsi di rumah sangat bervariasi, tergantung frekuensi dan kejangnya. Penting bagi pasien untuk mengkonsumsi obat antikonvulsan secara teratur untuk mencegah kejang atau epilepsi. 

Berikut ini tindakan yang bisa Anda lakukan untuk mencegah cedera saat pasien kejang:

  • Bantal kepalanya.
  • Balikkan tubuh pasien ke sisinya.
  • Jangan menahan tubuh pasien saat kejang.
  • Kendurkan dasi atau kancing baju yang ketat.
  • Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut atau mencoba mencungkil gigi.
  • Jangan mencoba untuk memindahkan orang tersebut, kecuali mereka berada di tempat berbahaya.
  • Amati kejang, seperti durasi, jenis gerakan, arah kepala atau mata berputar. Ciri-ciri ini akan membantu dokter saat mendiagnosis jenis kejang.

Sebarkan info ini:

Satu pemikiran pada “Epilepsi”

  1. Selamat malam dok mohon maff saya mau konsultasi sedikit.

    Beberapa bulan ini saya sering kejang mngkn klw sudah kambuh tidak sadarkan diri.

    Tetapi sebelum kejang saya merasa seperti kaku semua seluruh badan.

    Leher seperti tercekik
    Mata berputar mulut terasa seperti mengok dok setelah itu tidak sadarkan diri.

    Mngkn hitungan menit saya sadar cuma kepala pusing badan lemas dan mual . Itu saya epilipsi tingkat apa ya dok

    Balas

Tinggalkan komentar