Bipolar

Daftar Isi

Bipolar adalah gangguan kondisi kesehatan mental yang menyebabkan penderita mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem dari perasaan gembira dan bergairah (hipomania dan mania) menjadi sangat terpuruk (depresi) atau sebaliknya. Setiap fase berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan, kemudian penderita akan mengalami perubahan emosi secara drastis. Tidak hanya orang dewasa, tetapi anak-anak juga berisiko mengidap gangguan bipolar. 

Hipomania menggambarkan fase saat penderita bipolar merasa sangat bersemangat dan percaya diri, seperti mudah marah, mengambil keputusan yang impulsif, dan melakukan segalanya secara gegabah. Sebagian penderita selama fase hipomania biasanya memiliki delusi atau halusinasi, di mana mereka seakan-akan melihat atau mendengar hal yang sebenarnya tidak nyata. Ini merupakan gejala mania, yaitu lebih tinggi dari hipomania, sehingga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. 

Sedangkan depresi menggambarkan fase saat penderita bipolar merasa sangat sedih dan tertekan. Gejalanya sama dengan gangguan depresi klinis ketika penderita merasa bersalah, putus asa, cemas, atau sensitif. Penderita bipolar dalam fase depresi yang tidak ditangani dapat menimbulkan dampak buruk, seperti percobaan bunuh diri.

Butuh rekomendasi, buat janji dokter atau cek kisaran biaya?​

Pakai layanan gratis Smarter Health.

Penyebab Bipolar

Belum diketahui secara pasti penyebab gangguan bipolar. Namun, besar dugaan bahwa gangguan ini merupakan dampak dari senyawa neurotransmitter yang tidak seimbang. Neurotransmitter adalah senyawa organik endogenus yang membawa sinyal antar neuron untuk mengendalikan fungsi otak. 

Ketidakseimbangan neurotransmitter diduga sebagai penyebab bipolar, karena disebabkan oleh banyak faktor, seperti faktor genetik, fisik, dan lingkungan sosial. Beberapa hal yang dapat memicu bipolar yaitu:

  • Gangguan tidur kronis. 
  • Kecanduan alkohol dan mengonsumsi narkoba. 
  • Kehilangan kerabat dekat yang meninggal dunia.
  • Mengalami kekerasan secara fisik, emosi, atau seksual. 
  • Memiliki masalah kesehatan, ekonomi, keluarga, dan lain-lain.
  • Kehilangan pasangan, seperti perceraian atau putus hubungan.

Konsultasi Dokter Tentang Penyakit Bipolar

Diagnosis penyakit bipolar akan dilakukan oleh dokter spesialis kesehatan jiwa. Perawatan untuk penderita dewasa dengan anak-anak agak berbeda. Untuk mendiagnosa penyakit bipolar, dokter biasanya akan melakukan evaluasi, seperti:

  • Pemeriksaan fisik. Dokter akan meminta melakukan pemeriksaan fisik dan uji laboratorium untuk mengidentifikasi adanya masalah medis yang dapat memicu gejala bipolar.
  • Pemeriksaan kejiwaan. Dokter mungkin akan merujuk ke psikiater, agar pasien dapat menyampaikan pikiran dan perasaan yang mengganggu. Pasien mungkin juga akan diminta untuk mengisi kuesioner. Jika benar ada gejala bipolar, dokter akan menyampaikan informasi terkait gejala bipolar kepada anggota keluarga atau kerabat dekat.
  • Membuat catatan harian. Pasien mungkin diminta membuat catatan harian untuk menulis apa saja yang dirasakan seharian penuh. Pola tidur atau faktor lain dapat membantu diagnosis dan menemukan perawatan yang tepat. 

Meskipun diagnosis penyakit bipolar pada anak-anak dan remaja sudah mencakup kriteria yang sama dengan diagnosis orang dewasa, tetapi gejala bipolar pada anak-anak dan remaja cenderung memiliki pola yang berbeda.

Selain itu, anak-anak yang mengidap bipolar sering didiagnosis bersama kondisi kesehatan mental lainnya, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau masalah perilaku yang membuat diagnosis semakin rumit. Sebaiknya minta rujukan ke psikiater anak agar proses pemeriksaan dan pemulihan lebih tepat. 

Gejala Bipolar

Ada beberapa jenis gangguan bipolar. Setiap jenis tersebut memiliki gejala yang berbeda-beda. Mereka mungkin termasuk fase hipomania atau fase depresi. Penderita yang mengalami gejala bipolar dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan perilaku secara drastis. Kondisi ini akan berdampak pada aktivitas sehari-hari baik di tempat kerja, sekolah, atau lingkungan sosial. 

  • Bipolar tipe 1. Penderita mengalami satu fase mania yang berubah menjadi fase depresi secara tiba-tiba. Dalam beberapa kasus, penderita mengalami psikosis, yaitu kesulitan membedakan antara kenyataan dan imajinasi. Fase mania biasanya berlangsung selama 1 minggu, sedangkan fase depresi berlangsung selama 2 minggu.
  • Bipolar tipe 2. Penderita mengalami fase hipomania, di mana seseorang sangat bersemangat secara mental dan fisik yang tidak terlalu kentara, tetapi belum pernah mengalami fase depresi. Kondisi ini biasanya hanya berlangsung selama 4 hari. 
  • Siklotimik disorder. Merupakan bipolar disorder dengan versi yang lebih ringan jika dibandingkan dengan bipolar tipe 1 dan 2, karena siklotimik memiliki intensitas fase hipomania dan depresi yang lebih ringan meski memiliki gejala yang hampir mirip.
  • Tipe lain. Ini merupakan gangguan bipolar yang disebabkan oleh alkohol atau obat-obatan tertentu, serta terkait masalah medis. 

Meskipun penyakit bipolar dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak, tetapi biasanya baru bisa didiagnosis pada usia remaja atau awal 20-an. Gejala setiap penderita dapat bervariasi dan terus berubah dari waktu ke waktu. 

Cara Mengobati Bipolar

Setidaknya ada dua pendekatan untuk mengobati bipolar:

Obat-obatan

Sejumlah obat digunakan untuk mengobati dan meredakan gejala bipolar. Jenis dan dosis obat yang diresepkan oleh dokter tergantung gejala yang dialami. Berikut jenis obat-obatan yang dilansir Mayo Clinic:

  • Menstabilkan suasana hati. Pasien bisa diberikan obat untuk menstabilkan suasana hati dan mengendalikan fase mania atau hipomania, seperti lithium, asam valproat, divalproex sodium, carbamazepine, dan lamotrigine. 
  • Antipsikotik. Merupakan obat untuk meredakan gejala psikotik, seperti olanzapine, risperidone, quetiapine, aripiprazole, dan ziprasidone. 
  • Antidepresan. Merupakan obat untuk mengontrol fase depresi, karena antidepresan terkadang memicu fase mania. Biasanya diresepkan bersama obat penstabil suasana hati dan antipsikotik. 
  • Obat anti-kecemasan. Dokter akan meresepkan benzodiazepin untuk mengatasi kecemasan dan gangguan tidur, tetapi biasanya obat ini hanya digunakan dalam jangka pendek.

Psikoterapi

Perawatan psikoterapi diberikan kepada individu, keluarga, atau kelompok. Beberapa jenis psikoterapi, seperti:

  • Interpersonal and social rhythm therapy (IPSRT). Perawatan yang berfokus pada stabilisasi ritme harian, seperti siklus tidur, bangun tidur, dan waktu makan. Ini karena rutinitas teratur dipercaya dapat memanajemen suasana hati. 
  • Cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif. Mengganti perilaku negatif dengan perilaku yang lebih sehat dan positif, sehingga efektif dalam mengelola stres dan mengatasi situasi yang mengecewakan. 
  • Terapi yang berfokus pada keluarga. Dukungan dari keluarga atau kerabat dekat dapat membantu dalam mengelola gejala perubahan suasana hati yang drastis.
  • Psikoedukasi. Memberikan informasi dan pemahaman seputar gangguan bipolar dalam mengidentifikasi masalah, mencegah kambuh, dan bertahan selama menjalani pengobatan. 

Estimasi Biaya Pengobatan Bipolar

Biaya yang dikeluarkan untuk berobat bipolar dihitung dari jumlah konsultasi dengan dokter spesialis kesehatan jiwa atau terapis. 

Di Indonesia, biaya konsultasi dokter spesialis kesehatan jiwa berkisar mulai dari Rp200.000. Estimasi biaya ini tergantung rumah sakit, lokasi, dan dokter yang menangani. Biasanya penderita bipolar harus menjalani konsultasi rutin selama 6 bulan atau lebih.

Mencegah Bipolar

Hingga saat ini belum diketahui bagaimana cara mencegah bipolar, karena penyebab pastinya pun belum diketahui secara pasti. Sangat penting bagi untuk waspada dan memahami gejala bipolar sejak dini. Dengan mengetahui gejalanya, pasien memiliki peluang lebih besar untuk segera mendapat perawatan yang efektif, mencegah penyakit jangka panjang, dan mencegah keinginan bunuh diri.

Perawatan Pasien Bipolar di Rumah

Keluarga sangat berperan penting dalam perawatan pasien bipolar di rumah, karena mereka harus sebisa mungkin untuk tidak memicu gejala penderita kambuh, terus memberi dukungan, dan siaga dalam memantau jika muncul gejala. Pastikan penderita bipolar mengonsumsi secara teratur obat-obatan yang diresepkan dokter, membuat catatan suasana hati, dan jujur setiap mengalami masalah. 

Meski bisa dirawat di rumah, tetapi penderita harus tetap konsultasi dengan dokter atau terapis sesuai jadwal yang ditentukan. Jika memiliki gejala mania atau hipomania dan depresi, segera temui dokter atau terapis, karena gangguan bipolar tidak bisa membaik dengan sendirinya. Mendapat perawatan dari profesional dapat membantu mengendalikan gejala bipolar.

Sebarkan info ini:

Tinggalkan komentar