Operasi Usus Buntu

Operasi Usus Buntu atau Terapi Antibiotik?

Sebarkan info ini:

Daftar Isi

Apendisitis atau peradangan usus buntu akibat infeksi bakteri yang berkembang biak dengan cepat. Ini menyebabkan usus buntu meradang, membengkak, dan berisi nanah (abses). Jika tidak segera ditangani dengan operasi, usus buntu bisa pecah dan berakibat fatal bagi kesehatan Anda, karena feses keluar ke rongga perut dan menyebabkan infeksi.

Penyakit usus buntu paling sering dialami oleh orang berusia 10 hingga 30 tahun. Salah satu pengobatan usus buntu yakni melalui pengangkatan usus buntu atau apendektomi.

Lantas, apakah apendektomi menjadi satu-satunya jalan untuk mengatasi usus buntu? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Butuh rekomendasi, buat janji dokter atau cek kisaran biaya?​

Pakai layanan gratis Smarter Health.

Pengobatan Usus Buntu 

Lokasi nyeri yang Anda dan orang lain alami mungkin berbeda, tergantung pada usia dan posisi usus buntu di dalam perut. Saat Anda hamil, rasa sakit mungkin muncul di perut bagian atas, karena usus buntu berada di posisi lebih tinggi selama masa kehamilan. Oleh karena itu, penting untuk memilih pengobatan usus buntu yang tepat sesuai kondisi Anda.

Pengobatan usus buntu biasanya melibatkan operasi pengangkatan usus buntu yang meradang. Namun, jika masih dalam skala ringan, biasanya Anda diberikan obat terlebih dahulu untuk mencegah infeksi. 

Apendektomi

Apendektomi atau operasi pengangkatan usus buntu dilakukan dengan membuat sayatan di perut sepanjang 5 sampai 10 cm (laparotomi). Pembedahan juga dapat dilakukan melalui beberapa sayuran kecil di perut (laparoskopi). 

Selama proses operasi usus buntu laparoskopi, dokter spesialis bedah akan memasukkan alat bedah khusus dan kamera ke dalam perut Anda untuk mempermudah pengangkatan usus buntu Anda. 

Umumnya, bedah laparoskopi memungkinkan Anda lebih cepat pulih pasca operasi dengan rasa sakit dan jaringan parut yang lebih sedikit. 

Bedah laparoskopi cocok untuk orang dewasa yang lebih tua dan penderita obesitas. Tapi, bukan berarti bedah laparoskopi cocok untuk semua orang. Jika usus buntu pecah dan infeksi telah menyebar ke luar usus buntu dan Anda mengalami abses, Anda mungkin memerlukan operasi usus buntu laparotomi. Prosedur laparotomi memungkinkan dokter bedah untuk membersihkan rongga perut. 

Pasca bedah laparotomi, Anda membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua hari untuk menjalani rawat inap di rumah sakit. 

Mengatasi Abses sebelum Operasi Usus Buntu

Abses adalah benjolan berisi nanah, bakteri, dan kotoran bertekstur sangat lunak yang sebagian besar disebabkan oleh infeksi. Umumnya ada warna merah muda hingga merah tua di sekitar abses. 

Tidak seperti infeksi lainnya, abses tidak bisa disembuhkan hanya dengan antibiotik. Abses membutuhkan celah terbuka untuk mengalir agar kondisi Anda segera membaik. Terkadang, pengeringan terjadi dengan sendirinya, tapi seringkali harus dibuka dengan bantuan kompres hangat atau melalui prosedur insisi dan drainase.

Jika usus buntu Anda pecah dan membentuk abses di sekitarnya, abses bisa dikeringkan dengan memasukkan tabung lewat permukaan kulit Anda. Operasi usus buntu dapat dilakukan beberapa minggu kemudian setelah infeksi abses berhasil diatasi. 

Adakah Pengobatan Usus Buntu Selain Operasi?

Jawabannya adalah ada. Jika Anda menderita apendisitis akut, ada peluang Anda berhasil diobati dengan antibiotik dan tidak memerlukan operasi pengangkatan usus buntu. Dengan catatan bahwa pengobatan antibiotik dipilih tergantung kondisi Anda saat itu yang memungkinkan atau tidak.

Sebagian besar kasus usus buntu tidak rumit, asalkan mereka belum pecah dan feses tidak keluar ke rongga perut, sehingga dapat diobati dengan antibiotik. Namun, jika usus buntu terlihat seperti akan pecah, maka diperlukan tindakan operasi. Pembengkakan usus buntu bisa dilihat menggunakan CT Scan. 

Menurut Dr. Paulina Salminen, seorang ahli bedah di Turku University Hospital, jika tidak ada komplikasi yang parah, pengobatan usus buntu menggunakan antibiotik bisa menjadi pilihan aman. 

Sama halnya dengan kasus ambeien. Menurut dr. Teoh Tiong Ann, jika ambeien tidak terlalu besar bisa ditangani dengan prosedur sederhana, seperti Ligasi Karet Gelang yang tidak memerlukan anestesi. Ada pun prosedur terapi energi panas yang menggunakan obat penenang. 

Sedangkan ambeien yang lebih besar, dr. Teoh Tiong Ann merekomendasikan untuk operasi, seperti Excisional Hemorrhoidectomy dan Stapled Hemorrhoidectomy. Kedua prosedur ini memerlukan bius lokal maupun bius total. Masa pemulihannya juga lebih lama dan bisa menimbulkan rasa sakit yang tidak nyaman. 

Seperti usus buntu, ada banyak cara untuk mengobati ambeien selain operasi. 

Berapa Peluang Sembuh dengan Terapi Antibiotik?

Sebuah penelitian di Journal of the American Medical Association menemukan bahwa terapi antibiotik dapat bekerja dengan baik untuk mengobati usus buntu akut tanpa komplikasi. 

Dari 257 pasien yang menjalani terapi antibiotik, 186 pasien (73%) yang awalnya diobati dengan antibiotik tidak memerlukan operasi pengangkatan usus buntu. 

Namun, muncul kekhawatiran bahwa pasien ini pada akhirnya memerlukan tindakan operasi. Para ahli merekomendasikan untuk membuat keputusan pengobatan medis sampai diketahui sampai kapan terapi antibiotik dapat bekerja melawan penyakit usus buntu.

Kanker Usus dan Ambeien

Kanker usus besar dan ambeien adalah dua kondisi yang sangat berbeda, tapi sama-sama mengeluarkan feses berdarah. Anda pasti khawatir saat melihat darah di feses, terutama jika Anda belum pernah mengalaminya. 

Ada beberapa kemungkinan penyebabnya, seperti mengejan terlalu kuat saat buang air besar. Dalam kasus lain, darah di feses bisa mengindikasikan adanya masalah serius. 

Menurut dr. Teoh Tiong Ann, seorang dokter bedah kolorektal di Mount Elizabeth (Orchard) Hospital, jika darahnya berwarna merah segar, tidak ada perubahan pola buang air besar, bentuk feses normal, dan tidak punya keluarga dengan riwayat kanker kolorektal, kemungkinan pendarahan tersebut disebabkan oleh ambeien atau luka pada anus yang disebut fisura ani. Biasanya fisura ani disertai rasa sakit pada anus saat Anda buang air. 

Namun, dr. Teoh Tiong Ann menyarankan Anda untuk berkonsultasi dengan dokter dan melakukan sejumlah pemeriksaan, termasuk proktoskopi dan pemeriksaan anus. Jika penyebab pendarahan tidak dapat diketahui dan gejalanya tidak kunjung mereda, dr. Teoh Tiong Ann menyarankan Anda untuk melakukan kolonoskopi. 

Pengobatan Alternatif Pasca Operasi Usus Buntu

Dokter akan meresepkan obat untuk membantu Anda mengontrol rasa sakit pasca operasi usus buntu. Beberapa perawatan alternatif ini bisa dilakukan bersamaan dengan konsumsi obat-obatan Anda. Fungsinya untuk mengendalikan rasa sakit. 

Tanyakan kepada dokter Anda tentang pilihan pengobatan alternatif yang aman, seperti:

  • Aktivitas yang mengalihkan perhatian. Mendengarkan musik, menonton film, dan berbicara dengan teman atau keluarga dapat mengalihkan pikiran dari rasa sakit yang Anda alami pasca operasi. Mengalihkan perhatian sangat efektif pada anak-anak. 
  • Relaksasi dengan menutup mata dan memikirkan tempat favorit yang ingin Anda kunjungi. Anda juga bisa memikirkan apapun yang memicu rasa tenang dan bahagia. 

Buat janji temu dengan dokter jika Anda memiliki tanda atau gejala mengkhawatirkan setelah operasi usus buntu. Sakit perut dan nyeri yang parah harus segera mendapatkan penanganan medis.

Sebarkan info ini:

Info Kesehatan Terkait

Tinggalkan komentar