CRP (C-Reactive Protein)

Daftar Isi

CRP (C-Reactive protein) adalah zat protein yang diproduksi oleh organ hati. Zat tersebut diproduksi sebagai respons bila terjadi peradangan di dalam tubuh. Ketika terjadi peradangan, maka CRP yang diproduksi oleh hati akan mengalir di dalam darah. Tingkat CRP yang tinggi dalam darah adalah penanda terjadinya peradangan. Ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari infeksi hingga kanker.

Tingkat CRP yang tinggi juga dapat menunjukkan bahwa ada peradangan di arteri jantung, yang dapat berarti meningkatkan risiko serangan jantung yang lebih tinggi. Namun, tes CRP adalah tes yang sangat spesifik, dan kadar CRP dapat meningkat pada kondisi inflamasi apa pun.

Butuh rekomendasi, buat janji dokter atau cek kisaran biaya?​

Pakai layanan gratis Smarter Health.

Tujuan Tes CRP 

Tes CRP mengukur tingkat protein c-reaktif dalam darah. CRP dikirim ke aliran darah sebagai respons terhadap peradangan. Peradangan adalah cara tubuh Anda melindungi jaringan organ jika terluka atau mengalami infeksi. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit, ruam, dan pembengkakan di daerah yang terluka. Beberapa gangguan autoimun dan penyakit kronis juga dapat menyebabkan peradangan.

Tes CRP dapat digunakan untuk mencari atau memantau kondisi yang menyebabkan peradangan. Sebab-sebab tersebut adalah:

  • Infeksi jamur.
  • Infeksi pada tulang yang disebut osteomielitis.
  • Gangguan autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis.
  • Penyakit radang usus, gangguan yang menyebabkan pembengkakan dan pendarahan di usus.
  • Infeksi bakteri, seperti sepsis, kondisi yang berbahaya dan kadangkala dapat mengancam jiwa.

Siapa yang Membutuhkan Tes CRP

Pasien yang memerlukan tes ini adalah pasien yang memiliki gejala infeksi bakteri serius. Gejalanya meliputi:

  • Demam.
  • Napas cepat.
  • Panas dingin.
  • Mual dan muntah.
  • Detak jantung yang cepat.

Jika pasien telah didiagnosis memiliki infeksi atau memiliki penyakit kronis, tes ini dapat digunakan untuk memantau perawatan pasien. Tingkat CRP yang fluktuatif seperti naik dan turun tergantung pada seberapa banyak peradangan yang pasien miliki. Jika kadar CRP turun, itu pertanda bahwa pengobatan untuk peradangan bekerja dengan baik. 

Pengukuran kadar CRP juga dapat berguna dalam memperlihatkan pasien yang memiliki resiko penyakit jantung di mana pengukuran kadar kolesterol saja mungkin tidak cukup.

Berbagai kondisi dan kebiasaan yang dapat meningkatkan resiko pada jantung adalah:

  • Merokok.
  • Diabetes.
  • Kolesterol Tinggi.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Kelebihan berat badan.
  • Aktivitas fisik yang terbatas.
  • Pola makan yang tidak sehat.
  • Konsumsi alkohol berlebihan.

Estimasi Biaya Tes CRP

Biaya tindakan tes CRP bermacam-macam tergantung dari pada rumah sakit dan klinik yang menyediakan prosedur tersebut. Tiap-tiap rumah sakit dan klinik biasanya memiliki berbagai paket pelayanan yang bisa dipilih oleh pasien tergantung pada kebutuhan diagnosis juga kemampuan finansial pasien. 

Umumnya, di Indonesia, biaya prosedur tes CRP mulai dari Rp1.000.000. Beberapa rumah sakit ada yang menawarkan harga di atas rentang tersebut, dengan pertimbangan opsi yang lebih beragam.

Sebelum Tes CRP

Secara umum, tidak ada persiapan khusus sebelum melakukan prosedur tes CRP. Namun pasien tetap perlu melakukan berbagai tahap, baik itu administratif maupun medis.  

  • Pasien perlu membuat janji dengan dokter untuk melakukan prosedur CRP. Pasien dan dokter juga bisa berkonsultasi mengenai prosedur ini. 
  • Informasikan kepada dokter jika memiliki peka atau alergi terhadap obat apa pun, 
  • Informasikan kepada dokter obat-obatan yang sedang digunakan baik umum atau pun resep dokter, baik medis atau pun herbal.
  • Dokter perlu mengetahui riwayat kesehatan pasien seperti jika pasien memiliki riwayat gangguan di organ paru-paru atau ginjal.
  • Dokter juga akan menanyakan tentang serangkaian kebiasaan atau aktivitas yang dilakukan pasien sebelum terjadi keluhan yang dialaminya.

Konsultasi yang baik antara pasien dan dokter akan sangat penting dalam menentukan tindakan medis juga diagnosis pembacaan hasil tes CRP nantinya. 

Selama Tes CRP

Tes CRP hampir seperti tes darah pada umumnya. Seorang dokter atau perawat spesialis akan mengambil darah dari pembuluh darah, biasanya di bagian dalam siku atau punggung tangan pasien.

Pertama, dokter akan membersihkan bagian kulit di atas vena dengan antiseptik. Selanjutnya, dokter melilitkan semacam pita atau gelang elastis di lengan yang dapat membendung aliran darah, menyebabkan pembuluh darah pasien sedikit menonjol keluar. Dokter kemudian memasukkan jarum kecil ke dalam pembuluh darah dan mengumpulkan darah pasien dalam botol steril.

Setelah Dokter mengumpulkan sampel darah pasien, dokter akan melepaskan pita atau gelang elastis itu di lengan dan meminta pasien untuk memberi tekanan pada tempat tusukan dengan kain kasa menggunakan tangan. Mungkin juga menggunakan selotip atau perban untuk menahan kain kasa di atas lokasi suntikan. Proses tersebut biasanya dilakukan tidak sampai lima menit.

Sesudah Tes CRP

Pemeriksaan biasanya memakan waktu 20 hingga 50 menit. Penting bagi pasien untuk rileks dan berbaring dengan diam. Setiap gerakan akan mengaburkan gambar. Pasien mungkin diberikan suntikan pewarna kontras (gadolinium) melalui infus untuk meningkatkan gambar. Setelah tes selesai, pasien diperbolehkan untuk untuk pergi, namun hal tersebut tergantung dari diagnosis dokter. Pasien mungkin diminta untuk minum banyak cairan untuk membantu ginjal menghilangkan zat pewarna kontras dari tubuh.

Memahami Hasil Tes CRP

Protein C-reaktif diukur dalam miligram CRP per liter darah (mg/L). Secara umum, tingkat protein C-reaktif yang rendah lebih baik daripada yang tinggi, karena hal itu menunjukkan lebih sedikit peradangan dalam tubuh. 

  • Angka kurang dari 1 mg/L menunjukkan pasien tidak berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular. 
  • Bila hasil tes CRP menunjukan angka antara 1 dan 2,9 mg/L, berarti pasien berada dalam tingkatan resiko menengah. 
  • Angka yang lebih besar dari 3 mg/L menunjukkan pasien berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular.
  • Bila angka menunjukkan di atas 10 mg/L, menandakan perlunya pengujian lebih lanjut untuk menentukan penyebab peradangan yang signifikan di tubuh. Hasil yang sangat tinggi itu dapat berarti bahwa pasien memiliki penyakit autoimun seperti lupus, infeksi tulang, tuberkulosis atau bahkan kanker.

Keuntungan dan Resiko Tes CRP

Tes ini bisa dilakukan rutin karena memiliki risiko rendah, tetapi ada kemungkinan sedikit komplikasi dari pengambilan darah:

  • Perdarahan yang berlebihan.
  • Pusing pada kepala.
  • Memar atau infeksi di lokasi tusukan.

Tes CRP dapat membantu dokter dalam menganalisis risiko seseorang terhadap penyakit jantung, terutama bisa dikaitkan dengan kadar kolesterol tinggi. Manfaat dari tes ini melebihi potensi komplikasi, terutama bagi mereka yang berisiko penyakit jantung atau stroke dan mereka yang baru sembuh dari prosedur jantung baru-baru ini.

Sebarkan info ini:

Tinggalkan komentar